JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Langkah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam menyiapkan program vaksinasi Demam Berdarah Dengue (DBD) untuk mencapai target menurunkan kasus DBD dan mencapai nol kematian pada tahun 2030 adalah langkah yang strategis. Vaksinasi dapat menjadi sarana efektif dalam pencegahan dan pengendalian penyebaran penyakit dengue.
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia memang menjadi isu yang perlu mendapatkan perhatian serius. DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang mencatat 83.302 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama periode Januari hingga November 2023 di 465 Kabupaten/Kota di 34 Provinsi menunjukkan bahwa DBD tetap menjadi masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia.
Data ini dapat menjadi dasar untuk merancang strategi dan intervensi yang lebih efektif dalam penanggulangan DBD di Indonesia, serta menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat untuk mengurangi kasus dan angka kematian yang terkait dengan penyakit ini.
Direktur Jenderal Pencegahan Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu menekankan pentingnya pelaksanaan strategi yang menyeluruh dan sistematis dalam menekan angka kejadian dengue di Indonesia. Penguatan sistem dan data diidentifikasi sebagai kunci untuk mencapai tujuan bersama "nol kematian akibat dengue" pada tahun 2030.
"Tapi tentunya hal ini tidak lepas dari perlunya sinergi yang kuat antara berbagai pihak, baik pemerintah, maupun sektor swasta," kata Maxi Rein Rondonuwu melalui keterangannya belum lama ini.
Peluncuran Aplikasi Sistem Informasi Arbovirosis (SIARVI) oleh Kementerian Kesehatan pada Februari 2023 adalah langkah positif untuk memperkuat sistem informasi dan pemantauan terkait penyakit arbovirosis, termasuk dengue. Aplikasi ini memiliki potensi untuk menjadi alat bantu yang efektif dalam kegiatan pencatatan dan pelaporan surveilans, memberikan kemampuan untuk menampilkan data secara real-time.
Dengan adanya SIARVI, diharapkan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan kasus DBD dan arbovirosis lainnya dapat menjadi lebih efisien dan responsif terhadap keadaan di lapangan.
Selain memperkuat pengumpulan dan validasi data persebaran dengue, intervensi inovatif diperlukan untuk menurunkan angka kejadian penyakit ini. Beberapa pendekatan inovatif yang dapat dipertimbangkan.
Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyoroti pentingnya upaya perusahaan dalam mengatasi tantangan penyakit dengue. Faktanya, hingga saat ini, belum ada obat yang spesifik untuk menyembuhkan dengue, sehingga upaya pencegahan menjadi kunci dalam penanganan penyakit ini.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait