CILEGON, iNewsPandeglang.id - Para perajin tahu tempe di Kota Cilegon, Banten, mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait kelangkaan bahan baku kedelai. Harga yang melambung tinggi jika tersedia membuat keuntungan menipis.
Kondisi ini menimbulkan ancaman bangkrut bagi perajin tahu tempe, mengingat kesulitan mereka dalam memproduksi jika situasinya terus berlanjut. Sejak beberapa pekan terakhir, pasokan kacang kedelai di Kota Cilegon mulai menghilang, menyebabkan kesulitan bagi para perajin tahu tempe dalam mencari bahan baku.
Jika ada ketersediaan, jumlah pembelian akan dibatasi dan harganya melambung tinggi, menambah tantangan bagi perajin dalam menjaga kelangsungan produksi mereka. Sebelum naiknya harga kedelai, satu karung isi 50 kilogram dijual seharga Rp120 ribu.
Namun, saat ini, harga tersebut telah naik menjadi Rp140 ribu. Bahkan, pembeli tidak dapat membeli banyak karena pedagang membatasi jumlah pembelian untuk pembeli lainnya.
Ujang, seorang perajin tahu dari Kampung Klelet, Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, menyatakan bahwa meskipun kacang kedelai tidak langka, pasokannya saat ini tidak tersedia. "Para perajin tahu harus mencari kedelai impor dari Amerika dengan mendatangi beberapa daerah," katanya Selasa (2/1/2024).
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait