Perusahaan Tambang Emas di Lebak Ditutup, Ratusan Karyawan Kembali Nambang Emas Liar

Iskandar Nasution
Sejumlah warga di Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten terpaksa bekerja mengambil bebatuan emas diduga illegal di Kawasan PT SBJ akibat perusahaan tersebut ditutup. Foto iNews/Iskandar Nasution

LEBAK, iNewsPandeglang.id - Diduga mencemari lingkungan, tambang milik PT Samudera Banten Jaya yang berada di kawasan Cikoneng, Desa Warungbanten, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten ditutup pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) karena diduga melakukan pencemaran lingkungan. 

Akibatnya ratusan pekerja terpaksa berhenti bekerja dan sebagian pekerja kembali menambang emas secara ilegal dan proses pengolahan emas diduga menggunakan bahan berbahaya seperti merkuri.

Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan karena tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada pekerja yang kehilangan pekerjaan. Perlindungan lingkungan dan kesejahteraan pekerja perlu menjadi prioritas untuk mencegah dampak yang lebih besar.

Selama dua bulan ditutup, 221 karyawan terpaksa di PHK  massal. Di antara karyawan lepas diduga menambang secara ilegal dengan menggali bebatuan di sekitar tambang. Akibatnya tambang yang sudah memiliki izin tersebut kembali dijarah warga.

Isu dugaan pencemaran tersebut dibantah oleh pihak perusahaan, karena mereka sudah membuat pekerjaan sesuai aturan. Meski begitu, dugaan pencemaran diduga banyaknya penambang liar atau biasa disebut gurandil menggunakan bahan berbahaya seperti air raksa atau mercury.

Merkuri merupakan cairan yang dapat melarutkan logam sehingga emas terpisah dari bebatuan, namun merkuri sangat berbahaya bagi kesehatan. Perlu pengawasan dan tindakan tegas untuk mencegah aktivitas illegal mining yang dapat berdampak negatif secara berkelanjutan.

Nandang salah seorang penambang mengatakan  sebelumnya dirinya bekerja sebagai karyawan di perusahaan PT SBJ, namun akibat selama 2 bulan ditutup akhirnya dirinya dan rekan-rekannya kembali ke tambang liar untuk mencari bahan emas. kegiatan menambang liar menjadi pilihan karena untuk mencukupi kehidupan warga.

"Iya, cuma sekarang udah 2 bulan kan gak kerja di sini. Karena tutup. Jadi sekarang saya biasa aja nyari batu di sungai  buat sehari-hari kebutuhan keluarga," ucapnya saat ditemui di lokasi, Selasa (12/12/2023).

Sementara, Kepala Desa Cibeber, Harto menyatakan dirinya sangat menyesalkan adanya penutupan perusahaan tambang emas di sini. Menurutnya, selama ini adanya perusahaan tambang emas,membuat penambang liar terakomodir dan bekerja tanpa bahaya cairan merkuri. "Namun saat ini ratusan karyawan kembali menambang liar di sekitar tambang yang berakibat maraknya dugaan pencemaran lingkungan," katanya.

Warga berharap perusahaan tambang bisa kembali beroperasi. P asalnya banyak warga yang terbantu secara ekonomi dan kehidupan masyarakat desa semakin makmur. Masyarakat setempat diharapkan tidak melakukan penambangan liar/ karena dikhawatirkan tingkat pencemaran air raksa atau merkuri akan semakin mencemari air sungai,  jika air merkuri tercampur dalam air dan dikonsumsi dapat merusak ginjal dan terpapar dalam jangka pendek.

Editor : Iskandar Nasution

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network