JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Ini tentu kisah inspiratif, seorang Mahasiswa Universitas Indonesia berhasil lulus S2 program magister, departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik (FT). Adalah Athena Hastomo namanya, dia merupakan salah satu dari 44 lulusan program pascasarjana UI yang memperoleh gelar summa cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4.
Athena berhasil mendapat gelar magister di usianya 22 tahun berkat keberanian dan ketekunannya dalam studi. Keberhasilan prestasinya tersebut diumumkan pada acara wisuda UI program profesi, magister, spesialis, dan doktor di Balairung UI Kampus Depok, Sabtu (23/9/2023).
Bagi Athena, menempuh pendidikan di UI adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga, sebab banyak mendapat kesempatan dan pengalaman untuk mengembangkan diri. Selama menjalani studi di UI, Athena dilatih untuk melakukan desain dan mengasah engineering sense, serta didukung untuk terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan dan program magang.
Kunci keberhasilan studi menurutnya harus memanfaatkan peluang dengan sebaik-baiknya. Athena percaya bahwa ilmu bisa diraih d kapan saja dan dari mana saja, termasuk dalam menentukan gagasan riset yang berdampak.
“Pada semester 6, saya memutuskan mengikuti program fast track dengan beberapa teman. Dari situ, saya berhasil menyelesaikan S1 dan S2 dalam kurun waktu 5 tahun saja,” ungkap Athena seperti diberitakan iNews.id, Selasa (26/9/2023).
Dikisahkan Athena, bermula dari kerja praktiknya di Terminal Petikemas Kalibaru, Athena menyadari pentingnya manajemen sumber daya air di daerah pesisir Jakarta, mengingat kawasan tersebut merupakan lokasi yang kompleks dalam hal pengendalian banjir.
Sejak aaat itu dia merasa tergerak untuk melakukan kajian evaluasi atas kinerja tanggul pantai dan tanggul sungai sebagai usaha pengendalian banjir di Muara Cengkareng Drain.
Proses pembangunan tanggul pantai dan tanggul sungai di sepanjang garis pantai Jakarta diketahui bagian dari masterplan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang dikembangkan pemerintah untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Athena menilai pembangunan tanggul itu harus dengan mempertimbangkan kombinasi bahaya-bahaya secara bersamaan untuk mengukur seberapa besar kejadian ekstrem yang bisa sewaktu-waktu muncul.
Athena menemukan rencana tanggul pantai dan sungai sudah baik, meski faktor land subsidence dan sea levek rise dapat memperparah banjir di kawasan pesisir dengan mempertimbangkan compound hazard yang terjadi akibat adanya land subsidence, sea level rise, pasang, gelombang, serta hujan. Karena itu, diperlukan investasi dan dilakukannya cost-benefit analysis terhadap infrastruktur penunjang untuk mengurangi dampak banjir.
Dengan adanya penemuan tadi itu, dia selanjutnya memberikan beberapa rekomendasi teknis yang dapat diterapkan di kawasan tersebut untuk meningkatkan pengelolaan banjir seperti penambahan lokasi pompa baru dan peningkatan kapasitas pompa eksisting untuk mengurangi genangan sebesar 43.16% pada kondisi saat ini dan 10.13% hingga 53.16% pada proyeksi tahun 2050.
Kemudian, juga harus dilakukan pengerukan untuk menjaga kapasitas saluran. Lalu yang terakhir mengendalikan land subsidence setempat dengan penerapan peraturan dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Atas penemuanya tersebut, Athena berharap rekomendasi risetnya bisa memberikan solusi dan sumbangsih untuk pemerintah dalam upaya menangani banjir di pesisir Jakarta.
“Tentunya, riset ini tidak mungkin berhasil tanpa dukungan dari banyak pihak. Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak atas dukungan, semangat, dan kehadirannya dalam membatu saya menempuh pendidikan di FTUI," katanya.
"Khususnya untuk dosen pembimbing saya, Dr. Evi Anggraheni, yang membukakan banyak kesempatan dan melibatkan saya dalam banyak hal selama saya menempuh pendidikan di UI. Semoga ilmu yang telah saya raih dapat terus ditingkatkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” katanya lagi.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait