Menurut dia, nelayan kecil seperti dirinya di wilayah tersebut banyak, jumlah perahu sekitar 60 hingga 70 unit, bahkan satu perahu ada tiga nelayan.
" Sering tidak melaut akibat gak ada solar kadang mana pas-pasan mencari ke sini enggak ada ke situ enggak ada ke pom gak dikasih," ucapnya.
Jika beruntung kata dia, sekali beroperasi mendapat omset Rp500 hingga Rp700 ribu, namun kadang pulang tangan kosong hanya terbeli nasi bungkus.
Dia pun berharap kepada pemerintah untuk dapat memperhatikan nelayan kecil seperti dirinya terkait susahnya mendapatkan bahan bakar minyak bersubsidi tersebut.
"Ya itu saja keinginan saya, jadi jangan sampai bercorok (tertukar), mungkin di pom itu kan enggak dikasih mungkin jadi bercorok perusahaan juga gitu belinya di pom. Jadi akhirnya yang nelayan kecil itu kena imbasnya gini kan kalau perusahaan kan ada ininya ada solar itunya," katanya.
"Intinya kita solar jangan dipersulit untuk nelayan kecil jangankan ada sumbangan gitu dari pemerintah misalnya jaring apa perhatiannya gitu ini, untuk solar aja susah kita," katanya lagi.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait