PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id - Beberapa hari belakangan ini warga di Desa Idaman, Kecamatan Patia, Pandeglang, Banten diresahkan dengan adanya buaya pemangsa manusia yang membunuh warga setempat. Dengan adanya peristiwa itu, warga menggelar ritual doa sebagai langkah untuk keselamatan.
Selain itu, sebagai pendekatan secara kearifan budaya lokal, adat istiadat warga setempat bahwa buaya tersebut yang hingga kini terus menjadi ancaman warga sekitar. Hal ini tak cukup dengan penanganan secara riil misal memasang perangkap yang sudah dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan serangan buaya terhadap warga setempat.
Munculnya buaya ganas yang mengincar manusia membuat warga di sekitar Sungai Cilemer yang merupakan penghidupan warga sekitar jadi merasa was-was dan khawatir menjadi korban berikutnya. Apalagi pada kenyataanya, Camat Patia Supratman beberapa hari lalu untuk sementara melarang warganya mendekat dan beraktivitas di sungai itu.
Sekmat Patia Tatang Fauzi yang hadir dalam ritual doa tersebut mengatakan bahwa beberapa hari lalu ada korban warga masyarakat yang dimangsa buaya dan menyebabkan korban jiwa sehingga sangat meresahkan masyarakat, pihak pemerintah berupaya melakukan penanganan dengan baik.
"Hari ini kami menggelar doa bersama dengan didampingi Bapak Kades Idaman. Ini untuk keselamatan warga masyarakat desa Idaman, Kecamatan Patia, Pandeglang yang berkaitan kemarin ada korban warga dimangsa buaya," ucapnya Minggu, (23/7/2023).
Tatang pun berharap dengan doa bersama ini mudah-mudahan tidak ada lagi korban selanjutnya yang dimangsa buaya. Langkah yang diambil pemerintah dengan melibatkan sejumlah tokoh masyarakat tetua di wilayah tersebut untuk melaksanakan ritual adat.
Sebab, mata pencaharian warga setempat sebagian besar dengan mengandalkan Sungai CIlemer yakni pencari ikan dan lainnya, namun berkeliarannya buaya-buaya ganas yang terus menerkam warga yang beraktivitas mencari rezeki di sungai tersebut.
Harapan yang sama diutarakan juga oleh Kepala Desa Idaman Ilman mengatakan, dengan doa bersama ritual doa bersama di Pengaduan Muara Kali Cilemer dan Kali Cimoyan ini semoga bermanfaat bagi semuanya agar ke depan tidak ada lagi kejadian-kejadian yang menelan korban jiwa seperti dalam kejadian beberapa hari yang lalu.
Ritual doa dimulai dengan membacakan doa-doa yang dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat kemudian dilanjutkan dengan membuang ke sungai sejumlah sesajen seperti ayam putih sejumlah dua ekor dan barang lainnya yang disimpan dalam buah kelapa yang dibelah dilarungkan di sungai tersebut.
Diketahui sebelumnya, Pencari kerang Boin (32) rekan korban yang selamat dimangsa buaya mengatakan korban rekannya bernama Among (32). Boin menjelaskan kronologi peristiwa tragis ini berawal sekitar pukul 13.00 WIB, Korban bersama dirinya kala itu sedang mencari toe (kerang sungai) di Lewi Menjangan dengan cara menyelam ke dasar sungai.
“Saat itu kami gogo toek (mencari kerang sungai) tiba-tiba langsung diterkam buaya. Saya berhasil menyelamatkan diri dan hanya mengalami luka gigitan di kepala dan badan langsung ke luar kedaratan meminta tolong warga,” katanya Minggu, (16/7/2023).
Among tubuhnya sempat menghilang, kemudian baru muncul saat buaya muara tersebut ke permukaan dan tubuh korban berada di mulut buaya itu. Lalu pada pukul 14.00 WIB Kepala Desa Idaman Hilman menghubungi piket Polsek Patia untuk melaporkan peristiwa itu dan diteruskan ke BPBD dan Tagana untuk melakukan pencarian terhadap korban.
Boim mengaku sebetulnya telah mengetahui apabila di Sungai Cilemer dihuni buaya muara, namun apa daya karena desakan ekonomi untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga, keduanya tetap nekat ke sungai untuk mencari kerang.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait