Sensasi Menikmati Wisata Sejarah Peninggalan Belanda hingga Jepang di Lebak Selatan

Epul Galih
Goa Siluman di Bayah dan Kampung Sangko merupakan saksi sejarah peninggalan Belanda hingga Jepang di Lebak Selatan. Foto Istimewa

LEBAK, iNewsPandeglang.id - Menikmati sensasi wisata sejarah peninggalan Belanda hingga Jepang bisa dijumpai juga di wilayah Lebak Selatan seperti salah satunya Goa Siluman dan Kampung Sangko  yang menjadi saksi sejarah.

Diketahui sudah lama perkampungan  Sangko merupakan obyek wisata alam menyimpan banyak sejarah. Tak jarang banyak wisatawan yang datang  untuk mengetahui dan  berburu sejarah dan pemandangan yang cantik di wilayah itu.

Kampung Sangko berada di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten  lebih tepatnya apabila Anda pernah berkunjung di Pasir Putih Sawarna, maka Perkampungan  Sangko berada di sebelah utara pantai pasir putih tersebut. Atau bisa dibilang kampung ini terletak  di antara Kampung Cibeas dan Cihasem.


Kampung Sangko Bayah. Foto Exciting Banten

 

Lantas kenapa kampung ini dikatakan bersejarah atau tempat wisata sejarah yang penuh menyimpan sejuta misteri sejak zaman penjajahan Belanda dan juga Jepang atau pada jamannya Romusa. Berikut ini kami rangkum dari berbagai sumber terkait Kampung Sangko Bayah Lebak.

Harta Goa Siluman

Di desa ini pula terdapat tempat yang dipakai untuk menimbun harta karun yaitu di Goa Siluman atau disebut dengan Goa Harta Karun. Banyak yang belum diketahui hartanya tersebut karena tempatnya yang angker dan jarang dikunjungi. 

Tak hanya itu,  tempat ini juga menyimpan banyak kekayaan harta bumi seperti batu bara, tambang dan kekayaan alam lainnya. sejak pada 2000 penduduk di perkampungan  Sangko berpotensi untuk menjadi penambang batu liar.

Hal ini bisa dibuktikan dengan hasil tambangnya yang beratus–ratus kubik dan ribuan truk yang di angkut ke luar daerah. Namun sangat disayangkan pemerintah setempat diduga tidak segera mengelola dengan baik setelah mengetahui potensi alam itu sehingga terjadi kerusakan ekosistem secara besar-besaran dan dampak panjangnya malah merugikan masyarakat.

Akibat galian yang terlalu banyak dan tidak terkonsep kini banyak  masyarakat yang terkena bencana tanah longsor karena penambang-penambang tidak dibekali dengan alat penyelamat  yang pada akhirnya malah merugikan masyarakat sendiri. Yang lebih parahnya lagi kini masyarakat Perkampungan  Sangko hanya menjadi pemikul atau kuli di tanah harta karun, sedangkan usahawan di luar sana yang mengeruk harta tersebut.

Para pengusaha yang memanfaatkan alam tersebut diduga tidak memikirkan dampak akibat kerusakan alam tersebut yang bisa berdampak buruk dengan masa depan Perkampungan  Sangko. Kerusakan ekosistem ini harus segera dicegah demi kestabilan ekosistem alam dan masyarakat sekitar.

Masyarakat setempat perkampungan Sangko Desa Sawarna yang bekerja di tempat penggalian batu bara hanya menjadi tukang kuli gali atau tukang kuli angkut/ngepok saja, karena minimnya pendidikan dan  pengetahuan yang dimiliki mereka. Pemerintah Desa Sawarna harus berupaya menjaga dan melestarikan keutuhan sejarah yang ada di Kampung Sangko.

 

Kondisi Perkampungan Sangko Sawarna

Seperti halnya perkampungan ini dekat dengan pantai dan jika terjadi longsor secara terus menerus maka bisa jadi bencana banjir juga melanda Perkampungan  Sangko itu karena tidak ada tanggul yang menahan air ke perkampungan.

Kendati demikian di Perkampungan  Sangko seperti itu sekarang ini masih banyak dikunjungi wisatawan untuk bersejarah sekaligus berwisata ke sana.

Keindahan alamnya tersebut yang membuat wisatawan terus berdatangan, apalagi untuk mereka yang berjiwa petualang atau pecinta alam pasti menyukai keindahan alam yang disajikan di perkampungan  Sangko ini.

Keindahan persawahannya yang masih alami hijau dan segar, area perhutaniannya yang banyak terdapat goa-goa cantik yang menakjubkan untuk diteliti dan dikunjungi membuat mereka menyukai tempat ini.

Nah untuk anda yang berniat mengunjungi tempat ini untuk berwisata sekaligus bersejarah mengenai penjajahan Jepang dan juga belanda pada jaman dulu akses jalannya pun cukup mudah dilewati. Dari Jalan Raya Sawarna Bayah atau Kampung Cihaseum anda bisa melakukan perjalanan ke jalan inpress di sebelah kiri sekitar 20 meter menuju  sampai ke jalan menuju Tanjung Layar.


Pantai Tanjung Layar ikon Pantai Sawarna. Foto IG saefullah_14

 

Dan anda bisa memparkir kendaraan anda  di Lapangan Bola Kontra Cihaseum. atau juga berjalan menuju ke Perkampungan  Sangko yang bisa ditempuh dari jalan raya dengan berjalan sekitar dua kilometer baru sampailah Anda di Perkampungan  Sangko. Selamat berwisata sejarah.

Editor : Iskandar Nasution

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network