MAGELANG, iNewsPandeglang.id – Banyak misteri Candi Borobudur yang masih belum terungkap. Bangunan bersejarah ini termasuk dalam tujuh keajaiban dunia. Candi Borobudur diperkirakan dibangun selama 100 tahun, namun sampai saat ini masih belum dapat dijelaskan bagaimana candi ini dibangun. Candi Budha terbesar di dunia ini ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles 1814, salah seorang gubernur jenderal Inggris yang kala itu memerintah di Jawa.
Penelitian arkeolog, mulanya candi ini mempunyai satu stupa raksasa di tengahnya. Khawatir runtuh karena tekanan yang terlalu berat, stupa tersebut kemudian diubah menjadi satu stupa berukuran besar dengan 3 tingkat stupa kecil di sekitarnya.
Berikut daftar enam misteri Candi Borobudur:
1. Danau Purba
Candi Borobudur Kabar yang beredar, dulunya sebelum Candi Borobudur dibangun wilayah ini merupakan bekas danau purba. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa jenjang S3 Departemen Geografi, Universitas Gadjah Mada, Helmy Murwanto.
Menurutnya danau purba tersebut sudah berusia 10.000 tahun. Dia memperkirakan, danau itu terbentuk saat zaman pleistosen. Helmy juga mengatakan, danau purba ini menghilang disebabkan oleh pendangkalan yang terjadi secara alamiah. Pendangkalan tersebut dapat diteliti dari material penutup endapan danau terbentuk hasil aktivitas vulkanis, gerakan massa tanah dan batuan serta tektonis.
2. Singa Urung
Terdapat patung berwujud singa yang berada di sebelah kiri dan kanan tangga masuk candi. Singa Urung dalam bahasa Jawa berarti harimau gagal, memiliki mitos yang cukup menyeramkan.
Menurut mitos yang beredar, jika ada pengunjung yang menaiki patung itu dan berkata kasar, dia akan didatangi oleh singa tersebut dan selalu dihantui dalam mimpi. Mitos lain dari Singa Urung, yaitu jika sepasang kekasih melewati antara dua arca tersebut, hubungan mereka akan kandas, gagal atau ‘urung’ dalam bahasa Jawa. Itulah deretan enam mitos Candi Borobudur, bangunan bersejarah ini masih banyak terdapat mitos dan misteri yang belum terpecahkan.
3. Relief Tersembunyi
Candi Borobudur memiliki relief tersembunyi di kaki candi yang dikenal dengan sebutan Karmawibhangga. Relief ini menggambarkan hal yang sensitif seperti, adegan kriminal, mulai dari pemerkosaan, pembunuhan, sampai aktivitas kekerasan. Tak ada yang mengetahui mengenai relief tersebut disembunyikan.
Guru besar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Indonesia, Edi Sedyawati juga mengatakan, relief ini menggambarkan kehidupan manusia sebelum beradab. Hal ini bisa saja terjadi pada masa candi tersebut dibangun. Namun, alasan relief Kamadhatu ditimbun masih diperdebatkan hingga saat ini.
4. Jam Raksasa
Candi Borobudur memiliki misteri mengenai jam raksasa. Candi ini memiliki 72 stupa dengan bentuk lonceng terbalik. Stupa utama berada di tengah yang berfungsi untuk jarum jam, kemudian stupa kecil di sekelilingnya sebagai penanda.
Cahaya sinar matahari menciptakan bayangan stupa besar dan melewati stupa di bawahnya. Namun, masih belum diketahui secara pasti membaca waktu di jam raksasa ini.
5. Ukiran Mirip UFO
Mitos Candi Borobudur berikutnya, yakni terdapat relief yang menggambarkan penampakan mirip UFO atau piring terbang. Namun, belum bisa dipastikan mengapa dibuat pola seperti itu. Kemungkinan ini simbol UFO atau bisa juga simbol lain. Sejumlah ahli berpendapat, piring terbang tersebut menjadi simbol dari tujuh permata kerajaan dalam kosmologi Buddha.
6. Mitos Kunto Bimo
Candi Borobudur terdapat sejumlah stupa berlubang yang di dalamnya ada arca Kunto Bimo dengan bentuk Dharmachakra. Mitos yang beredar meyakini menyentuh patung tersebut lewat lubang stupa, seluruh keinginannya akan tercapai atau menjadi beruntung. Bagi pria, disarankan menyentuh jari kelingking sedangkan perempuan disarankan menyentuh jari kaki. Kunto dalam bahasa Jawa berarti 'ngento-ento' atau permintaan dan Bimo merupakan Bima yang merupakan salah satu tokoh Pandawa memiliki sifat pantang menyerah.
Secara menyeluruh, Kunto Bimo memiliki arti, yaitu permintaan pantang menyerah dan berharap mendapatkan hasil. Namun, Mitos ini diduga hanya akal-akalan oknum petugas candi pada 1950-an. Seorang Arkeolog bernama R. Soekmono yang sempat memimpin proyek pemugaran candi pada 1971-1983 menyebutkan mitos ini tidak berkaitan dan tidak diajarkan dalam agama Buddha.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait