JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di bursa berjangka Malaysia diperkirakan meroket naik pada pekan depan usai tertekan pada sesi terakhir minggu ini.
Salah satu sentimen utama yang dapat mengerek harga CPO Malaysia adalah masalah tenaga kerja yang mempengaruhi tingkat produksi.
Sebelumnya, Malaysian Palm Oil Association (MPOA) memproyeksikan ada penurunan produksi minyak sawit mentah di akhir tahun 2022.
Hal ini disebabkan karena berkurangnya ketersediaan pekerja di sektor perkebunan kelapa sawit. MPOA memperkirakan produksi CPO di Malaysia akan menembus angka 18 juta ton di sisa tahun ini.
"Oleh karena itu, kami memperkirakan harga CPO akan diperdagangkan di antara MYR3.500 hingga MYR4.000 per ton pada pekan depan," ungkap salah seorang pedagang penyalur atau diler di Malaysia, dikutip dari Bernama, Minggu (11/9/2022).
Sementara itu diler lain memproyeksikan harga minyak sawit mentah akan berkisar antara MYR3.300 sampai MYR3.500 per ton, di tengah persediaan yang tinggi dan sentimen kekhawatiran terhadap resesi global.
"Harga yang lebih rendah diharapkan dapat menguntungkan konsumen sekaligus membantu meringankan lonjakan inflasi pangan," tuturnya.
Sebelumnya, Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD) pada penutupan akhir pekan ini menunjukkan kontrak CPO September turun MYR711 menjadi MYR3.438 per ton. Untuk periode Oktober koreksi di MYR3.542 per ton, sedangkan pengiriman November tertekan di MYR3.579 per ton.
Sedangkan harga CPO fisik untuk September turun menjadi MYR3.650 per ton. Katalis yang membebani harga adalah performa harga minyak nabati lain, seperti minyak kedelai yang lebih rendah dipicu pembatasan mobilitas di sejumlah kota di China atas Covid-19, juga produksi CPO yang berlimpah.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait