JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Untuk dapat meraih doktoral (S3), seseorang harus melewati masa pendidikan sarjana (S1) dan magister (S2) dengan durasi waktu yang tidak singkat.
Namun, ada sejumlah orang di dunia yang dapat meraih gelar tersebut tanpa melewati proses pendidikan yang panjang. Gelar doktor yang diberikan itu disebut dengan Honoris Causa (HC).
Mengutip dari laman resmi Universitas Gadjah Mada, gelar Doktor Honoris Causa (HC) adalah gelar kesarjanaan yang diberikan perguruan tinggi kepada seseorang tanpa perlu mengikuti dan lulus dari pendidikan yang sesuai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan tersebut.
Gelar tersebut diberikan kepada mereka yang mempunyai andil dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan masyarakat. Hampir seluruh Presiden Indonesia mendapatkan gelar ini.
Namun, ada beberapa presiden Indonesia dan di dunia yang justru menolak pemberian gelar Doktor Honoris Causa. Siapa saja mereka? Berikut deretan presiden yang pernah menolak gelar Doktor Honoris Causa.
1. Soeharto
Soeharto merupakan presiden kedua Indonesia sekaligus satu-satunya presiden yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Namun begitu, Soeharto rupanya pernah ditawari gelar Doktor Honoris Causa oleh Universitas Indonesia.
Saat itu, para pimpinan UI datang menemui Soeharto dengan maksud memberi tahu Presiden Soeharto terkait penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepadanya.
Soeharto menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan yang akan diberikan kepadanya, namun Bapak Pembangunan tersebut menolak secara halus.
Dia menyatakan bahwa saat itu bukanlah waktu yang tepat bagi UI untuk memberikannya gelar Doktor Honoris Causa.
2. Joko Widodo
Selain Soeharto, Presiden Joko Widodo juga menolak gelar kehormatan Doktor Honoris Causa yang diberikan kepadanya. Tidak hanya sekali, Jokowi sudah menolak 21 kali tawaran pemberian gelar doktor honoris causa dari berbagai lembaga perguruan tinggi.
Presiden ketujuh Indonesia tersebut merasa cukup dengan gelarnya sebagai insinyur lulusan UGM. Tawaran mengenai pemberian gelar kehormatan ini sudah Jokowi dapatkan sejak dia menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Saat itu, ia ditawari gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo karena prestasinya sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta.
Namun, Jokowi menolak kehormatan tersebut lantaran belum merasa layak untuk gelar kehormatan itu.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte, yang menjabat sejak Juni 2016 hingga Juni 2022, menolak gelar kehormatan Doktor Honoris Causa yang ditawarkan oleh Universitas Filipina (UP), pada 2017 lalu.
Penawaran tersebut menimbulkan pertentangan oleh sekelompok mahasiswa, alumni, dan anggota komunitas UP lainnya.
Dikutip dari portal berita Filipina, Philstar.com, para mahasiswa dan alumni UP bahkan melakukan kampanye penentangan pemberian gelar dengan menggunakan tagar #DuterteNotWorthy dan #NoDegreeForDuterte di media sosial.
Satu lagi presiden yang menolak gelar kehormatan Doktor Honoris Causa, yaitu Presiden India Ram Nath Kovind.
Semasa ia menjabat, Dr Yashwant Singh Parmar University of Horticulture & Forestry menawarkan gelar tersebut kepada Ram Nath Kovind, pada 2018.
Namun sayangnya gelar itu ditolak sang Presiden. Melansir dari The Hindustan Times, Kovind menolak penghargaan tersebut saat hadir dalam pertemuan tahunan Dr YS Parmar University of Horticulture & Forestry.
Kala itu, presiden yang masa jabatannya berakhir pada Juli 2022 ini menyatakan bahwa ia menghargai penawaran tersebut. Akan tetapi, ia tidak bisa menerimanya lantaran merasa tidak pantas.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait