iNewsPandeglang – Pelaku bisnis air mineral palsu sering nekat mengisikan air yang bersumber dari tempat-tempat kurang higienis seperti sumur bahkan sungai yang tak bersih ke dalam botol kemasan. Mereka bahkan berani memasukkan bahan kimia seperti borak dan tawas agar air terlihat jernih.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sering mengingatkan agar masyarakat berhati-hati terhadap air mineral palsu.
Apalagi para pelaku bisnis air mineral palsu baik galon dan botol, sudah tahu cara membuat galon dan botol serta segel merek ternama terlihat seperti baru
Anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Slamet Riyadi mengatakan, sudah seharusnya agen resmi ada, sehingga mutu dan kualitas barang terjamin. Hal ini sesuai dengan Pasal 4 huruf (c) Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang menyatakan hak konsumen adalah hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan atau jasa.
Ia juga meminta produsen AMDK galon isi ulang yang produknya sering dioplos dan dipalsukan membenahi tata kelola distribusinya. "Pembenahan terutama harus dilakukan di hilir agar praktik pemalsuan tidak kembali terjadi," ujar Slamet.
Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menjelaskan apa saja yang harus dilakukan konsumen untuk memastikan keaslian AMDK galon isi ulang yang dikonsumsi agar tak tertipu.
1. Secara fisik, air galon isi ulang palsu berwarna agak keruh, sehingga konsumen perlu mengocok terlebih dahulu dan, jika ada perubahan warna setelah dikocok, sebaiknya jangan diminum.
2. Air dalam galon isi ulang asli tidak berbau sementara yang palsu dan sudah terkontaminasi menimbulkan bau yang tidak biasa.
3. Air galon isi ulang oplosan lebih kesat, sehingga menimbulkan rasa seperti ada debu yang menempel di langit-langit mulut.
4. Konsumen harus lebih teliti dan tidak terjebak dengan merek ternama. Konsumen juga harus memeriksa tanggal kedaluwarsa dan kode produksi serta memastikan tutup tidak bocor.
Anggota Pengurus Harian YLKI Eliyani meminta produsen AMDK galon isi ulang, yang produknya sering dioplos, untuk melakukan pencegahan dengan menerapkan teknologi perlindungan kemasan yang lebih aman, menambahkan segel serta tutup galon yang sulit ditiru, dan memperketat rantai pasok bisnisnya.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait