JAKARTA, iNewsPandegelang.id – Abu Nawas diminta Baginda Raja datang ke istana untuk memecahkan kebuntuan suatu masalah. Kala itu Raja dihadapkan dengan dua ibu-ibu yang sedang memperebutkan seorang anak yang masih bayi. Kedua ibu tersebut saling ngotot mengakui bayi itu adalah anaknya.
Hakim menyerah tidak bisa memutuskan perkara tersebut. Raja sudah melakukan berbagai cara dengan harapan dua ibu tersebut ada yang mau mengalah, tapi harapan itu nihil.
Akhirnya Raja memanggil Abu Nawas ke istana. Sosok humoris itu sudah mengetahui duduk permasalahannya. Ia menyiapkan seorang algojo yang sudah siap dengan hunusan pedangnya.
Bayi yang diperebutkan dua ibu tersebut dibaringkan ke sebuah meja. Masyarakat dan pihak kerajaan penasaran apa yang hendak dilakukan Abu Nawas.
Lalu Abu Nawas berujar, "Sebelum saya mengambil tindakan atas perkara ini, apakah salah satu dari ibu bersedia mengalah dan menyerahkan bayi itu kepada yang memang berhak memilikinya?"
Tidak, bayi itu adalah anakku," kata kedua perempuan itu serentak, dikutip dari nu.or.id.
"Baiklah, kalau kalian tidak ada yang mau mengalah, maka saya terpaksa membelah bayi itu menjadi dua sama rata," kata Abu Nawas dengan algojo yang sudah melaksanakan tugas.
Perempuan pertama girang bukan kepalang atas apa yang hendak dilakukan Abu Nawas terhadap bayi itu. Sedangkan perempuan kedua menjerit histeris.
"Jangan, tolong jangan dibelah bayi itu. Biarlah aku rela bayi itu seutuhnya diserahkan kepada perempuan itu," ucap perempuan kedua sambil menangis di depan Abu Nawas.
Dari respons perempuan kedua, Abu Nawas tersenyum lega. Akhirnya misteri terkuak. Abu Nawas segera mengambil bayi itu dan langsung menyerahkan kepada perempuan kedua.
Abu Nawas minta agar perempuan pertama dihukum sesuai perbuatannya. Sebab, tidak ada ibu yang tega menyaksikan anaknya hendak disembelih. Apalagi di depan mata.
Allahu a'lam bisshawab.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait