Tradisi Menenun: Perempuan Baduy Jaga Warisan Leluhur Lewat Kain Tenun Unik

LEBAK, iNewsPandeglang.id – Di balik ketenangan perkampungan adat Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten tersimpan warisan budaya yang dijaga erat oleh para perempuan Baduy yakni tradisi menenun kain.
Kegiatan menenun bukan sekadar aktivitas sehari-hari, tetapi menjadi wujud ketaatan perempuan Baduy terhadap adat istiadat warisan leluhur. Hampir di setiap rumah Baduy, bisa dijumpai alat tenun tradisional dan perempuan yang tekun merajut benang demi benang menjadi kain khas yang sarat makna.
Ambu Sani, salah satu warga Baduy, mengaku mulai belajar menenun sejak usia 10 tahun. Ia menyebut sebagian besar perempuan di komunitasnya mewarisi keahlian ini. Motif kain yang biasa dibuat antara lain Suat Songket, Adu Macung, Poleng Kacang, hingga Janggarwari yang dikenal paling rumit dan memakan waktu paling lama dalam proses pembuatannya.
“Kalau motif Janggarwari, bisa makan waktu berminggu-minggu karena detail dan susah. Tapi ini bagian dari adat yang harus dijaga,” ujar Ambu Sani, Senin (16/6/2025).
Kain tenun Baduy biasanya memiliki motif garis warna-warni yang terinspirasi dari alam sekitar. Selain memiliki nilai seni tinggi, setiap helai tenun juga mengandung filosofi mendalam tentang hubungan manusia dan alam, kesederhanaan, serta ketaatan pada aturan adat.
Melalui tenun, para perempuan Baduy tak hanya melestarikan budaya, tapi juga memperkenalkan kekayaan tradisi Indonesia kepada dunia luar.
Editor : Iskandar Nasution