RRI Kena Imbas! PHK Massal Terjadi, Penyiar Curhat Pilu di TikTok!
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/11/2edd2_curhat-penyiar.jpg)
JAKARTA, INewsPandeglang.id – Radio Republik Indonesia (RRI) dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan pegawai. Langkah ini diambil sebagai bagian dari efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Efisiensi anggaran ini dilakukan untuk mendukung program prioritas pemerintah, salah satunya Makan Bergizi Gratis (MBG). Akibatnya, beberapa kementerian dan lembaga harus memangkas anggaran mereka, termasuk RRI.
Kabar PHK massal ini dibenarkan oleh salah satu penyiar RRI Pro 2 Ternate melalui akun TikToknya, Aiinizzaa. Dalam video yang diunggah, ia mengungkapkan rasa kecewanya setelah diberhentikan dari pekerjaannya.
"Bapak Presiden, apa yang kami hadapi dalam beberapa hari terakhir sungguh berat. Ada ratusan pegawai di luar sana, termasuk saya, harus mengalami sesuatu yang tidak kami duga akan terjadi," katanya dengan suara bergetar, Senin (10/2/2025).
Ia mengaku telah bekerja di RRI selama 11 tahun, dan keputusan PHK ini menjadi pukulan besar baginya. Ia juga menyayangkan efisiensi anggaran yang berujung pada hilangnya mata pencaharian banyak orang.
"Pagi hari, Bapak berhasil memberikan makanan gratis dan bergizi untuk anak-anak, tapi saat mereka pulang, mereka mendapati orang tua mereka kehilangan pekerjaan dan tak mampu menyediakan makan siang dan malam yang layak. Inilah yang kami alami," ujarnya dengan lirih.
Video curhatannya pun viral di media sosial, mendapat ribuan komentar dari netizen yang turut prihatin dengan kebijakan tersebut.
Selain RRI, beberapa instansi lain juga melakukan penghematan besar-besaran. Di Jakarta, beberapa kantor pemerintahan mulai memindahkan pegawai ke ruang kerja bersama, mematikan AC sentral, dan mengandalkan cahaya matahari untuk menghemat listrik.
Pemerintah menargetkan pemotongan anggaran lebih dari 30% dari total belanja awal. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan efisiensi anggaran saat pandemi Covid-19 2020, yang hanya sekitar 6-7%.
Dengan efisiensi ini, banyak pegawai di berbagai instansi harus menerima konsekuensi, termasuk PHK, pengurangan fasilitas, dan perubahan sistem kerja.
Kebijakan ini pun menuai pro dan kontra di media sosial. Banyak yang mendukung efisiensi anggaran untuk program makan gratis, namun tak sedikit yang mempertanyakan dampaknya terhadap pegawai yang kehilangan pekerjaan.
"Anak-anak dapat makan gratis, tapi orang tua mereka kehilangan pekerjaan. Apa ini yang disebut adil?" komentar seorang netizen.
Hingga kini, para pegawai RRI yang terdampak PHK masih berharap ada solusi dari pemerintah agar mereka bisa mendapatkan pekerjaan kembali.
Editor : Iskandar Nasution