CILEGON, iNewsPandeglang.id – Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan guru honorer madrasah di Cilegon, Banten, berakhir ricuh di depan Kantor Wali Kota, Rabu (22/1/2025). Mereka menuntut pembayaran honor yang belum dibayar selama tiga bulan, namun aksi tersebut dihadang oleh aparat kepolisian.
Kericuhan dimulai ketika massa aksi yang ingin bertemu langsung dengan Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, untuk menyampaikan tuntutan mereka, dilarang bertemu. Massa meminta Wali Kota keluar dan membayar honor mereka yang tertunda sejak tiga bulan lalu.
Namun, situasi semakin tegang ketika seorang wanita yang diduga pengacara Wali Kota Cilegon, berorasi di tengah-tengah massa dan meminta para guru tidak melakukan unjuk rasa. Kehadiran wanita tersebut justru memicu kemarahan para guru honorer yang kecewa.
Guru honorer di Cilegon berunjuk rasa di depan Kantor Wali Kota, menuntut pembayaran honor yang tertunda selama tiga bulan. Situasi memanas hingga terjadi kericuhan. (Foto : Iskandar Nasution)
“Ini adalah bentuk keprihatinan kami atas kondisi yang kami alami. Ribuan guru honorer hingga kini belum menerima honor selama tiga bulan,” ujar Martin Al Kosim, Ketua Forum Honorer Banten yang juga menjadi koordinator aksi.
Hingga sore hari, Wali Kota Cilegon tidak kunjung menemui para demonstran, sementara massa berjanji akan terus melakukan aksi sampai tuntutan mereka dipenuhi dan honor mereka segera dibayarkan.
Aksi ini melibatkan lebih dari 5.000 guru madrasah di Cilegon, yang belum menerima pembayaran honor mereka yang mencapai lebih dari Rp8 miliar. Setiap guru honorer menerima honor sekitar Rp600 ribu setiap bulan, yang merupakan hibah dari Pemkot Cilegon.
Namun, masalah ini muncul akibat defisit anggaran pada tahun 2024. Pemkot Cilegon berjanji akan membayar honor tersebut pada tahun 2025. Para guru honorer ini berharap Pemerintah Kota Cilegon segera mengatasi masalah anggaran, sehingga mereka bisa mendapatkan hak mereka sesuai dengan janji yang telah dibuat.
Editor : Iskandar Nasution