Muhri menambahkan bahwa selama bertahun-tahun, pencairan honor guru madrasah di Cilegon tidak pernah bermasalah. “Ini adalah pertama kalinya terjadi. Honor guru madrasah selalu lancar sebelumnya,” tegasnya.
Muhri mengaku telah berkomunikasi dengan pihak Kesra terkait pencairan honor ini. Namun, ia menerima jawaban bahwa anggaran untuk honor guru madrasah telah dialokasikan untuk kebutuhan lain. Hal ini semakin membuat para guru madrasah merasa tidak diprioritaskan.
“Saya sudah tanya kenapa anggaran ini bisa berubah. Kami harus diutamakan karena kami mengabdi untuk pendidikan di Kota Cilegon,” ujar Muhri.
Para guru madrasah berharap pemerintah segera memberikan solusi atas permasalahan ini. Sebagai tenaga pendidik yang berperan besar dalam mencerdaskan generasi muda, mereka merasa layak mendapatkan perhatian lebih.
Kejadian ini menjadi tamparan keras bagi Pemkot Cilegon, yang dinilai kurang memperhatikan sektor pendidikan. Ribuan guru madrasah kini menanti langkah nyata dari pemerintah untuk menyelesaikan krisis ini secepatnya.
Kesejahteraan guru adalah pondasi pendidikan yang berkualitas. Pemerintah harus segera mengatasi krisis ini agar kepercayaan para tenaga pendidik tidak semakin hilang.
Editor : Iskandar Nasution