PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id – Rencana pembangunan masjid di SMA Negeri 11 Pandeglang yang seharusnya menjadi solusi untuk kebutuhan ibadah siswa terhenti di tengah jalan. Saat ini, 947 siswa di sekolah tersebut harus bergantian menggunakan musala kecil yang hanya mampu menampung sekitar 80 orang.
Kondisi ini membuat banyak siswa harus menunggu lama untuk melaksanakan sholat Zuhur atau Ashar. Kepala sekolah, Siti Mulyawati, menjelaskan bahwa keterbatasan dana menjadi alasan utama proyek pembangunan masjid belum bisa dilanjutkan.
Suasana di dalam musala SMA Negeri 11 Pandeglang saat salat berjamaah, dengan siswa-siswa berdesakan karena keterbatasan kapasitas ruangan. Foto iNews/Iskandar Nasution
“Kami bersama para guru dan siswa sebenarnya sudah menabung untuk membangun masjid ini. Sayangnya, pembangunan terhenti karena belum ada dana yang mencukupi. Kami berharap ada donatur yang mau membantu,” ujar Siti, Rabu (20/11/2024).
Meski begitu, Siti menegaskan bahwa tidak ada kewajiban bagi siswa atau wali murid untuk menyumbang. "Dana infaq ini sifatnya sukarela, bukan keharusan. Kami tidak memaksa siapa pun untuk ikut menyumbang," jelasnya.
Namun, sempat muncul kesalahpahaman di antara beberapa wali murid. Mereka mengira ada kewajiban membayar Rp300 ribu sebagai infaq pembangunan masjid, yang menyebabkan keluhan dari pihak wali murid.
“Saya minta maaf karena salah paham. Saya pikir wajib, ternyata hanya sukarela,” ungkap Anah, salah satu wali murid.
Bagi siswa, keterbatasan fasilitas ibadah ini menjadi tantangan tersendiri. Denis Saputra, salah satu siswa, mengaku harus sering menunggu lama untuk sholat. “Kalau mau sholat Zuhur biasanya antre panjang. Kadang harus gantian dengan teman yang lain karena musholanya kecil banget,” kata Denis.
Editor : Iskandar Nasution