get app
inews
Aa Text
Read Next : Potret Perjuangan: Warga dan Pelajar di Lebak Bertaruh Nyawa Seberangi Puing Jembatan Ambruk

Jembatan Ambruk, Siswa Nekat Uji Nyali Terabas Sungai di Lebak!

Sabtu, 16 November 2024 | 09:35 WIB
header img
Siswa di Kampung Leuwi Awi, Bojongmanik, Lebak, terpaksa menyeberangi sungai berarus deras dan berjalan di puing-puing setelah jembatan penghubung ambruk. Foto iNews/Iskandar Nasution

LEBAK, iNewsPandeglang.id  Siswa di Kampung Leuwi Awi, Desa Parakan Beusi, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, harus mempertaruhkan nyawa demi pergi ke sekolah. Mereka kini terpaksa menyeberangi sungai berarus deras setelah jembatan gantung penghubung desa mereka ambruk.

Jembatan sepanjang 120 meter dengan lebar satu meter itu sudah berusia 15 tahun dan akhirnya putus karena lapuk dimakan waktu. Beruntung, kejadian ini tidak memakan korban jiwa. Namun, robohnya jembatan menjadi masalah besar bagi warga dan pelajar di sekitar.

Kini, siswa laki-laki nekat berjalan di atas sisa-sisa jembatan yang kondisinya sangat rapuh, sementara siswi perempuan memilih menuruni sungai untuk menyeberang. Bagi mereka, tidak ada pilihan lain jika ingin tetap bisa ke sekolah.

“Kami jadi repot banget. Kalau lewat sungai, arusnya deras, jadi harus hati-hati banget,” ujar Basri, salah satu pelajar yang harus menempuh perjalanan tersebut.

Tidak hanya pelajar, warga juga kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. Untuk menuju desa terdekat, mereka harus memutar sejauh 20 kilometer. Hal ini jelas memakan waktu, tenaga, dan biaya tambahan.

Menurut Pulung, Kepala Desa Parakan Beusi, jembatan ini adalah akses vital yang menghubungkan beberapa desa di Kecamatan Leuwidamar. “Jembatan ini sangat penting bagi warga. Harapannya, pemerintah bisa segera membangun kembali, karena kalau tidak, warga akan terus kesulitan,” kata Pulung.

Kondisi ini menjadi perhatian besar, terutama karena menyeberangi sungai bukanlah solusi yang aman. Warga khawatir jika tiba-tiba air sungai meluap, bisa terjadi kecelakaan fatal yang membawa korban jiwa.

Sementara itu, para pelajar tetap semangat pergi ke sekolah meski harus menantang bahaya setiap hari. Kekhawatiran orang tua terus meningkat, tetapi mereka berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata.

Hingga saat ini, belum ada tanggapan langsung dari pihak terkait mengenai rencana pembangunan kembali jembatan tersebut. Namun, warga terus mendesak agar segera ada solusi untuk memulihkan akses vital ini.

“Kami hanya berharap bisa kembali beraktivitas normal tanpa rasa takut setiap hari,” tambah Pulung.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut