Tuti dan banyak siswa lainnya kini harus menempuh jalan yang jauh dan berisiko setiap pagi untuk menuju sekolah.
Kepala Desa Parakanbeusi, Pulung, menjelaskan bahwa jembatan yang ambruk berusia sekitar 15 tahun dan sudah rapuh. "Jembatan ini menghubungkan dua kecamatan dan menjadi akses utama bagi warga yang ingin menuju pasar atau kota. Kami sangat berharap ada perhatian dari pemerintah agar jembatan ini segera diperbaiki," ujar Pulung.
Menurutnya, jika jembatan tidak segera diperbaiki, warga harus memutar sejauh 20 km, yang tentu sangat memberatkan.
Sementara itu, pihak desa sudah mengerahkan hansip untuk menjaga anak-anak yang melewati sungai agar tidak terjadi kecelakaan. "Kami khawatir jika ada anak-anak yang terjatuh atau terseret arus sungai. Kami berharap pemerintah cepat bertindak," tambah Pulung.
Pihak kecamatan sudah melakukan pengecekan dan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten, namun hingga saat ini belum ada respons. Warga dan pemerintah desa berharap agar Pemkab Lebak segera memperbaiki jembatan tersebut demi keselamatan warga, terutama anak-anak sekolah yang sangat terganggu dengan kondisi ini.
Dengan adanya kerusakan jembatan ini, diharapkan pemerintah segera memberikan perhatian dan solusi agar akses pendidikan dan transportasi kembali lancar.
Editor : Iskandar Nasution