LEBAK, iNewsPandeglang.id – Di balik kesehariannya yang sederhana, Hera Mustika (18), seorang siswi SMK Negeri 1 Malingping, Lebak, Banten, menyimpan perjuangan luar biasa. Setiap hari, ia melihat ayahnya, Emus (44), yang bekerja sebagai pencuci mobil dan memungut barang bekas demi menghidupi mereka berdua.
Meskipun hidup mereka penuh keterbatasan, Hera terus berjuang meraih impian untuk menjadi apoteker. Namun, impian sederhana Emus untuk memberikan rumah layak bagi putrinya tanpa kebocoran di musim hujan menjadi harapan utama mereka, sementara kondisi finansial membuat mereka membutuhkan dukungan dari orangtua asuh.
Guru Hera, Eva Fathin, berbagi kisah tentang keseharian siswa yang menginspirasi banyak orang ini. "Hera adalah anak yang sangat baik. Di sekolah, dia ceria dan selalu aktif di kelas. Dia rajin mengerjakan tugas-tugasnya dan selalu melaksanakan apa yang sudah dia rencanakan. Hera juga memiliki sikap positif dan selalu berpikir optimis dalam menghadapi tantangan hidup," ungkap Eva.
Eva Fathin, guru Hera di SMKN 1 Malingping mengungkapkan semangat dan kebaikan Hera yang selalu aktif dan ceria di sekolah, meski harus menempuh perjalanan panjang setiap hari. Foto : iNews/Eman
Meskipun kehidupan Hera jauh dari kata mudah, semangatnya untuk belajar tak pernah surut. Eva melanjutkan, “Hera adalah sosok yang cerdas dan selalu menyelesaikan tugas dengan baik. Dia bahkan sering terlambat datang ke sekolah, tetapi itu karena dia harus berjalan kaki sejauh 2,5 kilometer untuk sampai ke sini. Namun, dia tidak pernah mengeluh dan tetap berusaha hadir tepat waktu.”
Kisah perjalanan hidup Hera memang penuh tantangan. Sejak berusia 1,5 tahun, dia sudah merasakan pahitnya kehilangan. Ibunya meninggalkannya setelah bercerai dengan ayahnya, Emus.
Menurut Emus, istrinya menikah lagi dengan lelaki lain, meninggalkan dirinya bersama Hera. “Saya berjanji tidak akan menikah lagi sebelum Hera besar dan bisa membangun rumah tangga sendiri,” ungkap Emus, yang sejak itu menjadi orangtua tunggal yang dengan penuh kasih sayang membesarkan putrinya.
Meskipun hidup dalam keterbatasan, impian Hera tak pernah pudar. Dia bercita-cita menjadi apoteker dan melanjutkan kuliah di jurusan Farmasi. Namun, di tengah kesulitan finansial, Hera tahu bahwa untuk mewujudkan impian tersebut, dia membutuhkan bantuan orangtua asuh yang dapat mendukung biaya pendidikannya. “Saya ingin kuliah, Pak. Saya ingin menjadi apoteker dan membangun masa depan yang lebih baik untuk keluarga saya,” ujar Hera dengan penuh semangat, meski ada keraguan yang terlihat di matanya.
Bagi Hera, salah satu impian sederhana yang ingin diwujudkan adalah memiliki rumah yang layak, tanpa atap yang bocor seperti yang ia rasakan di rumah mereka saat ini. "Saya hanya ingin punya rumah yang tidak bocor, supaya saya bisa belajar dengan tenang dan tidur nyenyak tanpa khawatir kebasahan," tuturnya dengan suara yang penuh harapan.
Meskipun demikian, perjuangan Hera tidak hanya soal impian pribadi. Dia ingin memberikan yang terbaik untuk ayahnya, yang selalu bekerja keras meskipun penghasilannya tidak tetap. “Saya hanya ingin membuat ayah saya bangga dan memberi kehidupan yang lebih baik untuknya,” ujar Hera, yang tak pernah menyerah meski hidup serba kekurangan.
Kisah Hera menginspirasi banyak orang, terutama Eva, yang melihat potensi besar dalam diri siswa ini. "Hera membuktikan bahwa dengan tekad dan semangat yang pantang menyerah, segala tantangan hidup bisa dihadapi. Saya yakin dia akan berhasil meraih cita-citanya jika diberikan kesempatan," ujar Eva penuh keyakinan.
Mari bersama-sama kita wujudkan impian Hera dan Emus, memberikan mereka harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Setiap donasi yang diberikan akan memberikan dampak besar bagi kehidupan mereka.
Editor : Iskandar Nasution