LEBAK, iNewsPandeglang.id – Kondisi jalan rusak parah akibat aktivitas truk tambang di Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung, Lebak, Banten telah memaksa anak-anak sekolah untuk berjalan tanpa alas kaki (nyeker) demi menghindari terpeleset di medan yang berlumpur dan berbahaya. Jalan yang seharusnya menjadi akses aman bagi warga kini berubah menjadi tantangan setiap hari, terutama saat musim hujan, mengundang pertanyaan besar, ke mana aksi pemerintah dalam menanggulangi masalah ini?
Seorang pengendara motor kesulitan melewati jalan yang rusak parah akibat truk galian tanah di Desa Mekarsari, Lebak, Banten Kondisi ini menghambat perjalanan dan menambah risiko kecelakaan. (Foto : iNews/Sopian Sauri)
Pantauan di lokasi pada Selasa (5/11/2024) Jalan desa yang menjadi akses utama ke sekolah rusak parah diduga akibat aktivitas truk tambang pengangkut tanah, membuat para siswa terpaksa melepas sepatu dan berjalan dengan kaki telanjang agar tidak tergelincir di jalur yang kini penuh lumpur dan lubang.
Hujan yang mengguyur wilayah tersebut memperparah keadaan. Jalan sepanjang 500 meter di Kampung Papanggo, Desa Mekarsari, yang dilewati puluhan truk tambang setiap harinya kini berubah menjadi medan licin dan berlumpur, menantang keselamatan warga yang harus melintas, terutama para pelajar.
“Saya harus buka sepatu dan menggulung celana kalau mau lewat sini,” ungkap seorang siswa yang memilih tetap tak menyebutkan namanya.
“Kalau tidak, sepatu dan pakaian pasti kotor semua, bahkan pernah hampir jatuh karena licin sekali," tambahnya.
Banyak orang tua murid dan warga setempat mengeluhkan kondisi ini, khawatir terhadap keselamatan anak-anak mereka yang harus melalui jalan rusak tersebut setiap hari. Warga mengaku kondisi jalan yang rusak ini tak kunjung mendapat perhatian meski sudah dilaporkan berulang kali kepada pihak desa.
Nurandi, salah seorang pengguna jalan yang sering melewati jalan tersebut, turut mengeluhkan kondisinya yang semakin memprihatinkan. "Saat musim hujan, jalan ini seperti kolam lumpur. Anak-anak dan warga sering hampir jatuh karena licinnya jalan. Harus ada tindakan cepat dari pihak terkait," ujarnya.
Klarifikasi dan Tanggung Jawab
Keluhan warga mengenai kondisi jalan ini sebenarnya sudah disampaikan kepada pihak berwenang. Namun, hingga kini belum ada langkah konkret dari pemerintah desa atau pihak terkait untuk memperbaiki jalan tersebut. Ketika dikonfirmasi, Kepala Desa Mekarsari memilih untuk tidak memberikan komentar.
Di sisi lain, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak menjelaskan bahwa izin operasional truk tambang berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Banten.
Sebagai layanan publik, jalan desa seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah setempat sesuai dengan UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dana desa, yang salah satunya dialokasikan untuk perbaikan infrastruktur, dapat digunakan untuk memperbaiki jalan ini. Jika anggaran desa tidak mencukupi, pemerintah desa bisa mengajukan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) melalui bupati atau mencari bantuan dari pemerintah provinsi.
Desakan Warga untuk Perbaikan Segera
Masyarakat berharap pemerintah dan perusahaan tambang segera bertindak untuk mengatasi masalah ini. Mereka juga meminta adanya regulasi yang lebih ketat terhadap aktivitas truk tambang yang melewati jalan desa agar tidak lagi merusak infrastruktur yang ada. Kondisi jalan yang rusak parah ini tidak hanya berdampak pada kenyamanan, tetapi juga keselamatan warga.
"Kami hanya ingin jalan yang layak untuk dilalui. Setiap hari kami harus menghadapi risiko jatuh atau terluka. Pemerintah dan perusahaan tambang harus turun tangan, jangan biarkan kami berjuang sendirian," tegas seorang warga.
Dengan semakin buruknya kondisi jalan di Desa Mekarsari, warga menunggu aksi nyata dari pemerintah dan pihak terkait. Mereka berharap perbaikan segera dilakukan, agar anak-anak sekolah dan warga lainnya bisa beraktivitas dengan lebih aman dan nyaman tanpa harus melewati jalan berlumpur dan rusak setiap hari.
Editor : Iskandar Nasution