Pezeshkian sempat mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2013, namun mengundurkan diri tanpa memberikan dukungan kepada siapa pun. Pada tahun 2021, dia kembali mencalonkan diri, tetapi didiskualifikasi oleh Dewan Wali, lembaga pengawas konstitusi yang juga memeriksa para kandidat pemilihan umum.
Sebagai pengikut Syiah yang taat, Pezeshkian menguasai Nahjul Balagha, kitab berisi kumpulan khotbah dan ucapan yang dikaitkan dengan Ali bin Abi Thalib. Namun, dia juga pernah mengkritik kebijakan wajib jilbab di Iran, memperingatkan bahwa kebijakan tersebut dapat mendorong kebencian terhadap agama.
Pezeshkian dikenal terbuka untuk bernegosiasi dengan Barat dan mengkritik slogan-slogan yang menghujat negara lain, termasuk Amerika Serikat. Meski demikian, dia mendukung prinsip-prinsip Republik Islam Iran dan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Pezeshkian juga vokal dalam membela hak-hak kelompok minoritas di Iran, meskipun para pengkritiknya menuduhnya menuruti sentimen nasionalis di antara etnik Azeri. Tuduhan tersebut telah dibantahnya.
Editor : Iskandar Nasution