PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id - Sebanyak 3067 hektar areal persawahan di Kecamatan Sukaresmi, Pandeglang, Banten, terancam fuso atau gagal panen. Hal ini disebabkan adanya serangan hama wereng batang coklat (WBC) dan minimnya pekerja yang membantu saat musim panen tiba.
Petani berharap adanya bantuan alat mesin panen untuk menyelamatkan hasil panen padi.
Para pemilik lahan padi di Kecamatan Sukaresmi, Pandeglang, Banten, menjerit setelah ribuan hektar padi milik mereka mengalami fuso. Sebanyak 3067 hektar lahan pertanian di kecamatan ini mulai mengering akibat serangan hama WBC dan sudah melewati masa panen. Bulir padi ikut rusak akibat penyakit, dan petani terpaksa memanen padi yang masih bisa diselamatkan.
Ironisnya, pemilik lahan pertanian tidak menemukan pekerja yang biasa membantu saat musim panen tiba. Diduga para pekerja tersebut sedang mencari pekerjaan di luar kota karena di desa mereka tidak mendapatkan penghasilan yang layak.
Akibat minimnya tenaga pekerja, masa panen menjadi terlewati, sehingga tanaman padi diserang hama WBC hingga mengering.
Menurut Surja salah seorang pemilik lahan, saat ini mereka kesulitan mengatasi serangan hama WBC dan mendapatkan pekerja yang dapat membantu mereka di sawah untuk membasmi hama dan memanen padi. "Para petani membutuhkan mesin panen padi (combine harvester) untuk mengantisipasi minimnya tenaga kerja," ujarnya Sabtu (20/4/2024).
Sementara Eman Lukman Hakim, petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian Pandeglang, sebanyak 3067 hektar sawah di Kecamatan Sukaresmi yang terancam fuso. Meskipun pihaknya sudah berupaya mencegah serangan hama WBC, namun karena sifatnya pencegahan secara triwulan, akhirnya ribuan tanaman padi terancam gagal panen.
Petani berharap pemerintah mau peduli dengan nasib mereka di daerah ini. Mereka juga khawatir bahwa tidak akan ada lagi warga yang mau bercocok tanam padi di masa mendatang. Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten utama penghasil beras di Provinsi Banten, dengan luas lahan sawah mencapai 54.768 hektar.
Editor : Iskandar Nasution