PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id - Untuk mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD), Puskesmas Cikeusik di Pandeglang bekerja sama dengan relawan untuk melakukan fogging. Ini merupakan langkah yang penting dalam upaya pencegahan DBD, terutama di daerah-daerah yang rentan terhadap penyebaran penyakit tersebut, Jumat (1/3/2024).
Pelaksanaan fogging dan sosialisasi oleh Puskesmas Cikeusik yang dibantu oleh relawan Rumah Yatim, seperti yang terpantau oleh awak media di lapangan, merupakan contoh kolaborasi yang efektif dalam upaya pencegahan penyebaran DBD.
Diketahui fogging adalah metode pengendalian nyamuk dengan menyemprotkan insektisida ke udara menggunakan mesin fogging. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor penularan virus DBD.
Langkah cepat diambil oleh Puskesmas Cikeusik untuk mencegah penyebaran nyamuk penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) setelah adanya kasus di Desa Umbulan dan Desa Cikeruh Wetan. Kegiatan ini dipimpin oleh Ardin sebagai penanggung jawab program P2B2 (Penyakit Bersumber Binatang), atas instruksi langsung dari Kepala Puskesmas Alik Wahyudi.
Selain fogging, langkah-langkah lain seperti pemberantasan sarang nyamuk, penggunaan kelambu saat tidur, dan menghindari penumpukan air di tempat-tempat yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk juga penting untuk dilakukan guna mencegah penularan DBD.
"Sosialisasi mengenai prinsip 3M PLUS tersebut sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mencegah penyebaran penyakit DBD. Dengan kedisiplinan dalam menerapkan prinsip tersebut, diharapkan dapat mengurangi risiko penularan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Semoga upaya ini dapat memberikan manfaat yang signifikan dalam melindungi kesehatan masyarakat," ujar Ardin selaku tenaga medis Puskesmas Cikeusik.
Respons positif dari masyarakat terhadap tindakan cepat Puskesmas menunjukkan apresiasi mereka terhadap upaya pencegahan DBD yang dilakukan. Langkah-langkah seperti ini sangat penting untuk melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat dari ancaman penyakit menular seperti DBD.
Ucapan terima kasih dari Ujang Saepudin sebagai sekdes Umbulan menegaskan pentingnya respons cepat Puskesmas Cikeusik dalam menangani masalah DBD. Langkah-langkah preventif tersebut dianggap krusial untuk melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat setempat dari penyakit menular seperti DBD.
"Saya mewakili Masyarakat Desa Umbulan mengucapkan terima kasih atas respons cepat Puskesmas Cikeusik dalam mengatasi masalah ini, serta mengucapkan terima kasih atas kegiatan gerak cepat yang dilakukan. Langkah-langkah preventif seperti ini menjadi penting untuk melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat setempat dari ancaman penyakit menular seperti DBD," katanya.
Sekadar informasi tambahan, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang menunjukkan bahwa sejak Januari 2024, tercatat 308 kasus DBD. Selain itu, pada bulan Februari 2024, terdapat 3 kasus kematian yang disebabkan oleh DBD. Hal ini menunjukkan pentingnya langkah-langkah pencegahan yang diambil oleh Puskesmas Cikeusik dan relawan dalam mengatasi penyebaran penyakit ini.
Editor : Iskandar Nasution