get app
inews
Aa Text
Read Next : Wujudkan Komitmen Peduli Lingkungan dan Masyarakat, PT TCI Pekerjakan 50 Warga Lokal

Ratusan Warganya Nganggur Akibat PT SBJ Ditutup Paksa, Kades Cibeber Berharap Segera Ada Solusi

Selasa, 12 Desember 2023 | 22:38 WIB
header img
Jalu Harto, Kepala Desa Cibeber, Lebak, Banten. Foto iNews/Iskandar Nasution

LEBAK, iNewsPandeglang.id - Kepala Desa Cibeber, Lebak, Banten, Jalu Harto menegaskan kembali bahwa sejumlah warganya yang bergantung pada PT Samudera Banten Jaya (SBJ) sudah dua bulan menjadi pengangguran alias tidak bekerja. Hal itu menyusul perusahaan tempatnya bekerja ditutup paksa karena diduga ada isu pencemaran lingkungan.

Kades menyebut bahwa tidak ada laporan pengaduan dari masyarakat terkait penjemaran dari perusahaan kepadanya.  Sebaliknya, ada laporan bahwa masyarakat yang bekerja di perusahaan, baik harian, mingguan, maupun bulanan, mengalami dampak karena penutupan operasional perusahaan. 

"Dikarenakan ada peringatan dari Gakum, entah siapa yang buat laporan segala macam, ya akhirnya sudah hampir dua bulan ini warga masyarakat saya tidak bekerja," ucapnya saat ditemui, Selasa (12/12/2023).

Menurutnya, penutupan operasional perusahaan telah berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kehidupan sehari-hari. Semoga perusahaan segera dapat beroperasi kembali untuk mendukung masyarakat dan kesejahteraan mereka. 

"Sementara semereka itu butuh biaya untuk anak sekolah, untuk makan anak istrinya. Ya saya berharap sih perusahaan ini cepat kembali berjalan seperti biasa, supaya masyarakat bisa lagi bekerja untuk menafkahi anak istrinya," ujarnya

Terkait penyebab sungai menjadi keruh, menurutnya bukan karena dari limbah perusahaan, namun karena ada aktivitas warga yang mengambil bebatuan.

"Ya,  itu penyebabnya, awalnya masyarakat yang bekerja di perusahaan, mereka akhirnya kembali ke pekerjaan asal, yaitu mungut-mungut batu yang ada di anak kali atau di sepadan anak kali itu, dan menyebabkan kali itu menjadi keruh, itu sebenarnya penyebabnya," kata Jalu Harto.

Kades mengaku pihaknya telah berkirim  surat kepada pihak perusahaan dan Disnakar berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terkait kondisi tenaga kerja dan kebutuhan masyarakat. Mengenai alasan penutupan perusahaan oleh Gakum KLHK, sepertinya memang ada beberapa hal yang belum jelas. Mungkin memerlukan klarifikasi lebih lanjut dari pihak berwenang atau perusahaan. 

"Saya berharap Gakum punya hati, Gakum punya nurani, dengan ratusan orang yang bekerja di sini, sekarang tidak punya penghasilan. Saya berharap perusahaan ini secepatnya berjalan kembali," pungkasnya.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut