get app
inews
Aa Text
Read Next : Apa Itu UNRWA, Badan PBB yang Dilarang Israel dan Dampaknya bagi Pengungsi Palestina?

Mesir dan Yordania Desak Warga Palestina Tidak Keluar Gaza, Ternyata Ini Alasannya

Sabtu, 14 Oktober 2023 | 10:39 WIB
header img
Serangan udara militer zionis Israel menghancurkan permukiman rakyat Palestina di Jalur Gaza. (Foto: iNews.id/Reuters).

YERUSALEM, iNewsPandeglang.id - Reaksi keras Mesir dan Yordania atas usulan untuk membuka jalur pelarian bagi warga Palestina  dari Gaza. Keluarnya warga Palestina mereka nilai  akan membuat Palestina tidak ada lagi di peta.

Seperti diketahui, Mesir adalah satu-satunya negara Arab yang berbatasan dengan Gaza, dan Yordania yang berdekatan dengan Tepi Barat yang diduduki Israel. Mesir dan Yordania mendesak Israel untuk tidak memaksa warga Palestina meninggalkan tanah mereka.

Mengutip iNews.id yang melansir Reuters, Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi meminta warga Palestina untuk tidak meninggalkan Gaza.

"Inilah  sebagai penyebab dari semua penyebab, penyebab semua orang Arab. Penting bagi rakyat (Palestina) untuk tetap kuat dan berada di tanah mereka," katanya dikutip Sabtu (14/10/2023).

Meninggalkan atau dipaksa keluar dari  tanah mereka, bagi warga Palestina yang mana  mereka  akan membangun negara membawa kenangan Hari Nakba atau Hari Bencana pada 1948. Kala itu banyak warga Palestina melarikan diri dari rumah mereka selama perang yang menyertai pembentukan Israel.

Sekitar 700.000 warga Palestina, sebagian dari populasi Arab di Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah mereka. Warga Palestina sendiri ketika itu banyak di antaranya masuk ke negara-negara Arab tetangga di mana mereka atau banyak keturunannya masih tinggal. 

Sementara Israel membantah tuduhan bahwa mereka mengusir warga Palestina. Israel ketika itu menyinggung terhadap serangan lima negara Arab.

Semenjak perang berkecamuk  Israel meluncurkan serangan intensifnya membombardir Gaza usai serangan dahsyat oleh pejuang Hamas pada 7 Oktober lalu  Ratusan ribu penduduk Gaza telah melarikan diri dari rumah mereka, tetapi tetap tinggal di dalam Gaza.

Sebelumnya militer Israel pada Jumat memperingatkan warga Kota Gaza, yang berpenduduk lebih dari 1 juta orang, agar segera pindah ke selatan dan diberi waktu dalam waktu 24 jam demi keselamatan mereka sendiri.

Atas hal tersebut, Raja Yordania, Abdullah merespons dengan memperingatkan terhadap upaya apa pun untuk memaksa pengusiran warga Palestina dari seluruh wilayah Palestina menurutnya adalah  tindakan ilegal tidak dibenarkan.

Amerika Serikat juga saat ini sedang melakukan negosiasi dengan Israel dan Mesir terkait gagasan jalur aman bagi warga Gaza. "Warga sipil harus dilindungi. Kami tidak ingin melihat eksodus massal warga Gaza," Jubir PBB, Stephane Dujarric.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut