LEBAK, iNewsPandeglang.id - Warga pengunjung Pantai Bagedur, Kecamatan Malingping, Lebak, Banten dihebohkan dengan penemuan bangkai Paus sepanjang tujuh meter dengan kondisi sudah membusuk pada Sabtu, (30/9/2023) pagi. Mamalia laut jenis Paus biru (Balaenoptera musculus) itu ditemukan sekitar 300 meter arah barat di pinggir pantai tersebut.
Saat ditemukan, badan paus sudah berubah warna dan mengeluarkan bau busuk diduga sudah mati lama. Aroma busuk yang keluar dari bangkai tersebut meneror warga, membuat sejumlah pengunjung pantai merasa terganggu dari bangkai itu.
Sejumlah nelayan sebelumnya, melihat mamalia laut ini sudah terombang-ambing di tengah lautan hingga akhirnya terbawa gelombang tinggi ke pinggir pantai.
"Ini lumayan sudah cukup bau, informasi warga sudah sekitar tiga hari terdampar. Kita berharap kepada pihak pengelola wisata ataupun BPBD segera merelokasi bangkai paus ini," ucap Dayat Efendi salah seorang warga saat ditemui di lokasi, Sabtu (30/9/2023).
"Karena itu, kalau tidak dibuang atau dikubur pasti bau. Ini juga sudah bau sangat busuk mengganggu pengunjung," tambahnya.
Sementara Ocid, Petugas Balawista Pantai Bagedur mengatakan, paus itu ditemukan warga dengan kondisi sudah mulai membusuk. Paus itu diperkirakan seberat dua ton.
"Tadi pagi pengunjung ada yang lapor ke pos, paus sudah busuk dan berbau. Diperkirakan beratnya kurang lebih sekitar 2 ton. Dari informasi yang saya dapatkan Paus itu diperkirakan sudah mati seminggu lalu terbawa air laut ke sini," ucapnya.
Ocid mengaku sudah melaporkan kepada pihak berwenang untuk dilakukan evakuasi segera. Sebab kata Ocid, kondisi sudah mengeluarkan aroma yang tak sedap dikeluhkan oleh pengunjung wisata Pantai Bagedur.
"Kita akan evakuasi bersama-sama nanti, BPBD Lebak dan pihak lainnya akan menindaklanjuti," kata Ocid.
Sebagai informasi tambahan, Tim peneliti Internasional telah menemukan populasi Paus biru atau Blue Wales di Samudera Hindia bagian barat. Paus biru tercatat sebagai hewan terbesar yang hidup di planet bumi. Saat ini Paus biru ditemukan hampir di semua samudera di seluruh dunia.
(EG)
Editor : Iskandar Nasution