Pergerakan-pergerakan Bumi, lempengan Bumi, dan semua benda-benda di atasnya tentu menimbulkan berbagai perubahan, baik pergerakan cepat, sedang, maupun pergerakan lambat yang tidak disadari manusia.
Perubahan dinamis itu yang menyebabkan terjebaknya endapan-endapan yang diperlukan manusia, seperti mineral, air tanah, energi fosil, dan sebagainya. Perubahan juga dapat menimbulkan gempa, gelombang tsunami, hilangnya daratan dari pandangan mata, atau munculnya gunung-gunung baru seperti terjadi pada Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
Selat Sunda, Selat Makassar, dan Laut Banda merupakan beberapa contoh selat yang terbentuk akibat lempengan-lempengan bergerak. Selat Sunda merupakan selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Sumatera.
Kedalaman selat ini rata-rata sekira 100 meter, kecuali di Kompleks Krakatau yang lebih dari 200 meter dan di bagian paling barat yang mencapai lebih dari 1.600 meter. Bila kedalaman di Kompleks Krakatau berkaitan dengan kaldera tua Krakatau, maka kedalaman di bagian barat berkaitan dengan graben atau lembah yang memanjang utara-selatan.
Secara geologi selat ini merupakan salah satu kawasan yang paling aktif di Indonesia, antara lain ditandai oleh aktivitas seismik (gempa), gunung api, dan gerak-gerak vertikal kerak Bumi, baik penurunan maupun kenaikan daratan.
Artikel ini telah tayang di halaman okezone.com dengan judul Alquran dan Sains Ungkap Gunung Tidak Diam, Bergerak seperti Awan
Editor : Iskandar Nasution