get app
inews
Aa Read Next : Heboh! Pria di Cilegon Tewas Tanpa Busana di Kamar Hotel, Diduga Usai Kencan dengan Wanita Panggilan

Insiden di Hotel Yamato Jadi Saksi Bisu Awal Penetapan Hari Pahlawan 10 November

Kamis, 10 November 2022 | 10:06 WIB
header img
Aksi heroik Arek-arek Suroboyo mengibarkan bendera merah putih di Hotel Yamato yang menjadi titik peringatan Hari Pahlawan di Indonesia Kini bernama Hotel Majapahit. Foto SINDONews

SURABAYA, iNewsPandeglang.id - Peristiwa di  Hotel Yamato  Surabaya merupakan saksi bisu  yang menjadi sejarah penetapan Hari Pahlawan di Indonesia 10 November. Di hotel itu pada masa pertempuran melawan penjajah terjadi perobekan bendera merah-putih-biru yang dikibarkan Belanda.

Kejadian itu bermula saat para pejuang merasa gerah atas berkibarnya bendera milik Belanda di atas hotel tersebut. Mereka para pejuang Surabaya  ramai-ramai mendatangi Hotel Yamato pada tanggal 19 September 1945. 

Bahkan Residen Surabaya Soedirman kala itu juga ikut mendatangi Hotel Yamato untuk melakukam  bernegosiasi dengan pihak Belanda  supaya konflik tidak lebih luas lagi.

Namun sikap  Belanda yang tetep arogan menunjukan bahwa mereka tidak mengakui dan tidak menganggap kemerdekaan Indonesia. Bersama dua pemuda Surabaya bernama Sidik dan Hariyono, Residen Soedirman meminta Belanda menurunkan bendera tersebut. Namun, hal ini ditanggapi ketus oleh pimpinan tentara sekutu, W.V.Ch Ploegman.

Ploegman pun meninggalkan ruangan, sementara Residen Soedirman, Sidik, dan Hariyono berdiam di lobi hotel. Tidak lama setelahnya, Ploegman membawa pistol dan membidik ke arah Residen Soedirman sekaligus mengancamnya.

Situasi makin genting  dan  sengit, Sidik mengambil jalan untuk melawan Ploegman dan berusaha merebut pistolnya. Lalu Sidik pun berhasil mencekik leher Ploegman hingga tewas akibat kehabisan napas.

Sayangnya keadaan makin ramai, sehingga Sidik terus didesak lalu terbunuh dengan pisau yang tertancap di badannya. Sementara itu Hariyono mengamankan Residen Soerdirman dan membawanya pergi keluar hotel. 

Residen Soedirman dan Hariyono mengabarkan kepada pemuda lainnya bahwa negosiasi tidak berjalan mulus. Akhirnya para pemuda memutuskan pergi ke atap Hotel Yamato untuk menurunkan bendera triwarna Belanda dan menggantinya dengan bendera Merah Putih Indonesia. Namun, para pemuda Surabaya itu tidak membawa bendera Indonesia.

Dengan cerdik, mereka merobek kain biru pada bendera triwarna, sehingga tinggallah kain bewarna merah-putih. Bendera Merah Putih pun berhasil dinaikkan di tiang bendera, meski terlihat bekas sobekan. Pengibaran bendera Merah Putih di atas Hotel Yamato diiringi dengan pekik para pemuda yang meneriakkan seruan “Merdeka!”.

Hotel Yamato sebelum terjadi pertempuran rakyat Surabaya telah berkonflik dengan sekutu, yaitu pasukan Inggris dan Belanda, yang saat itu menjadikan Hotel Yamato sebagai markas.

Sebelum diubah menjadi Yamato, hotel tersebut bernama Hotel Oranje yang dibangun di masa pemerintahan Hindia Belanda. Sejak Jepang menduduki Indonesia dan mengambil alih pemerintahan dari tangan Belanda, Jepang mengubah nama hotel tersebut menjadi Hotel Yamato. Kini hotel tersebut menjadi Hotel Majapahit.

Artikel ini telah tayang di iNews.id dengan judul Hotel Yamato, Titik Sejarah 10 November yang Dijadikan Peringatan Hari Pahlawan di Indonesia

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut