LEBAK, iNewsPandeglang.id - Dua wanita paruh baya kuli tambang pasir yang jadi korban longsor di Desa Citorek Tengah, Kecamatan Cibeber, Lebak, Banten sudah dirawat di rumahnya. Kedua korban masih tauma mengalami sejumlah luka di wajah, dada dan kaki pasca mereka dan dua rekannya tewas di reruntuhan bukit pasir yang di tambang.
Seperti diberitakan sebelumnya, empat perempuan paruh baya penggali tambang pasir di Desa Citorek Tengah, tertimbun longsoran pasir. Dua dilaporkan tewas dan dua lainnya berhasil selamat. Insiden tersebut terjadi pada Sabtu, (8/10/2022) sekitar pukul 12.20 WIB. Jenazah korban langsung dimakamkan, sementara dua korban lainnya dirawat di Puskesmas terdekat. Warga yang berada di sekitar membantu evakuasi korban yang tertimpa longsoran pasir. Namun nahas dua korban lainnya yakni Iyum (45) dan Roheni (47) meninggal di lokasi. Sementara Anah (46) dan Arsah (59) berhasil diselamatkan dan dibawa ke Puskesmas terdekat.
Kejadian longsoran tanah tambang pasir menjadi pengalaman buruk bagi Anah dan Arsah. Mereka nyaris tewas tertimbun longsor saat menggali pasir di saat turun hujan. Awalnya kedua korban berinisiatif menggali pasir untuk dijual ke proyek pembangunan yang ada di desa mereka.
Barwan, keluarga korban mengatakan keempat wanita paruh baya ini merupakan petani sawah. Saat itu usai menanam padi mereka mencoba mengais rejeki dengan cara menggali pasir di sebuah tebing pasir. Pasir tersebut rencananya akan dijual ke sebuah proyek pembangunan pertanian di desanya seharga Rp3 ribu per karung.
"Jadi begini keempat korban itu bukan pekerja proyek, itu sambilan tambang pasir itu dekat sawahnya, cuma sampingan bukan pekerja," ucap Barwan saat ditemui.
Ia menjelaskan, tanpa pengalaman ke empat wanita tangguh ini ambruk saat tebing yang mereka gali amblas. Keempatnya sempat terkubur di dalam galian yang dikerjakan. Beruntung warga yang mengetahui hal itu langsung menyelamatkan nyawa korban, namun nahas dua korban meninggal di tempat.
Menurut Barwan saat kejadian keempat ibu-ibu yang merupakan kerabat dekatnya itu berniat menambah penghasilan dari bertani dengan menambang pasir yang akan dijual seharga Rp3 ribu per karung ke pihak proyek, mamun nahad justru mereka terkubut saat menggali pasir tersebut.
Saat ini kedua korban selamat itu sedang menjalani perrawatan di rumahnya usai diperbolehkan pulang dari puskesmas setempat. Korban mengalami sejumlah luka di bagian wajah, dada dan kaki.
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Citorek Tengah, Herma Firmansyah mengatakan bahwa keempat korban bukanlah para pekerja tambang, mereka hanya petani yang kebetulan lokasi tambang dekat dengan sawahnya. Tanpa pengalaman dan pengawasan mereka justeru tertimbun longsor di lokasi tambang.
Padahal pihak desa sudah menutup sementara lokasi tambang karena beberapa hari terakhir sering turun hujan dan kepala desa sedang melaksamskan umroh.
"Sekali lagi saya klarifikasi para korban bukan pekerja proyek. Dan sejak tanggal 30 september 2022 atas intruksi kepala desa untuk pembangunan JUT ini dihentikan sementara mengingat cuaca ekstrim musim hujan dan kepala desa juga sedang umroh,"tuturnya.
Saat ini pihak kepolisian sudah memeriksa beberapa saksi atas kejadian tersebut. Pihak desa juga berjanji akan memberikan santunan kepada para korban.
Editor : Iskandar Nasution