get app
inews
Aa Read Next : 6 Pendaki Gunung Asal Lebak dan Pandeglang Tersambar Petir di Garut, Satu di Antaranya Tewas

5 Cerita Misteri Gunung Ciremai, Ada Suara Gamelang hingga Jejak Telapak Misterius

Senin, 03 Oktober 2022 | 20:01 WIB
header img
(Foto: Ilustrasi )

MAJALENGKA, iNewsPandeglang.id - Gunung Ciremai menyimpan banyak cerita misteri yang begitu populer di masyarakat. Kisah misteri pasti dijumpai para pendaki gunung. Salah satunya untuk kalangan para pencinta alam yang pernah mendaki Gunung Ciremai. Gunung Ciremai merupakan, salah satu tempat pendakian terbaik di Jawa Barat. Gunung ini terbentang meliputi tiga kabupaten, yaitu Majalengka, Kuningan hingga Cirebon. 


(Foto : Antara)



Gunung Ciremai masih merupakan gunung berapi aktif dan suatu saat bisa terjadi peningkatan aktivitas vulkanik, namun Gunung Ciremai sudah lama tidak mengalami peningkatan aktivitas vulkanik berbahaya, 

Letusan besar terakhir terjadi pada 1937 dan sejauh ini aktivitas vulkanik di Gunung Ciremai tampaknya telah mereda. Selain itu, di balik keindahan Gunung Ciremai yang konon sangat angker, terdapat banyak pengalaman para pendaki yang mengaku pernah menyaksikan kejadian seram di tempat ini. 

Simak beberapa kisah misteri Gunung Ciremai:

1. Legenda Nini Pelet

 Menurut cerita, Nini Pelet dikatakan sebagai tokoh dengan kekuatan gaib. Beliau merupakan tokoh yang memegang kitab “Mantra Asmara” ciptaan seorang tokoh sakti bernama Ki Buyut Mangun Tapa. isi kajian dalam baku tersebut ilmu “Jaran Goyang” yang mampu mengikat hati lawan jenis.

Uniknya, masih dipelajari oleh kebanyakan orang terutama paranormal. Kemudian, Ki Buyut Mangun pendiri Ilmu “Jaran Goyang” meninggal dunia dan dimakamkan di Desa Mangun Jaya, Blok Karang Jaya, Indramayu, Jawa Barat.

Orang-orang di sekitar makam percaya, pada tengah malam Jumat kliwon dan Selasa Legi muncul sosok harimau siluman yang diduga sebagai peliharaan Ki Buyut.

 

2. Kawah Burung Gunung Ciremai

Letak Kawah Burung berdekatan dengan Desa Argalingga dan Desa Cikaracak, Argapura, Majalengka. Kawah ini merupakan puncak Gunung Ciremai purba.  Kawah tersebut dipenuhi dengan pepohonan dan semak yang lebat.

Hal ini membuat kawasan itu sulit ditembus oleh sinar matahari. Sehingga, kelembabannya cukup tinggi pada siang dan malam hari. Kemudian, menyebabkan kabut tebal yang menemani suara dan bau aneh. Peristiwa paling heboh terjadi pada November 2011 ketika pesawat Cessna 172 Skyhawk PK-NIP’ milik ‘Nusa Flying International School’ jatuh.

Pesawat itu meninggalkan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta untuk ‘training cross country’ pada pukul 07.00 WIB dan mendarat di Lanud Cakrabuana, Cirebon.  Namun, pesawat kehilangan kontak saat berada di udara dekat Gunung Ciremai. Pesawat tersebut ditemukan di kaki tebing Kawah Burung dalam keadaan ‘kapal pecah’. Menurut Yono, warga setempat, puing-puing pesawat disembunyikan di Kawah Burung oleh ‘anu ngageugeuh’ (yang bersemayam). 

Semua area disisir dan tidak ada secuil puing-puing yang ditemukan saat itu. Faktanya, penduduk setempat masih percaya, Kawah Burung memiliki magnet dan gas beracun yang membuatnya sangat berbahaya bagi siapa pun yang mendekatinya, termasuk pesawat yang belum diketahui secara jelas. 

Kawah Burung merupakan hutan terlarang dan dikenal sebagai tempat paling angker bagi mereka yang tinggal di kaki Gunung Ciremai. Masih menurut warga setempat, kawah ini dulunya merupakan tempat pembuangan orang-orang yang tidak diketahui asalnya. Orang-orang tersebut dipercaya mati kelaparan atau dimakan binatang buas.

3. Telapak Kaki Misterius di Batu Nyongclo 

 Merupakan jejak Raden Angkawijaya. Sedangkan, jejak kaki besar merupakan jejak kaki pamannya, yaitu Catur Lintang. Menurut legenda, sekitar abad ke-4 M Pangeran Angkawijaya dan pamannya singgah di Batu Nyongclo untuk persiapan selama tiga hari sebelum melanjutkan perjalanan ke bukit meditasi. 

Sang Prabu ingin anaknya menjadi ksatria yang baik. Sehingga, sejak berusia empat tahun sang pangeran telah bepergian dengan bantuan pamannya.  Bukit tempat Pangeran Angkawijaya dan pamannya bertapa disebut Bukit Palasari. Bukit ini merupakan kawasan hutan tak jauh dari Batu Nyongclo. Jejak kaki di batu tersebut merupakan bukti, pangeran dan pamannya telah menyelesaikan pelatihan.

Namun anehnya, jejak kaki itu timbul ke atas bukannya tenggelam. Dua pertapa itu tidak hanya meninggalkan jejak kaki, tetapi juga menanam Hanjuang atau Andong (Cordyline) di sekitar Batu Tapak.  Dalam masyarakat Sunda, tanaman Hanjuang memiliki arti ‘filosofi’ dan menandai batas antara sakti dan tidak sakti.

4. Suara Gamelan

Pengelola jalur pendakian Apuy, Argamukti, Argapura dan Majalengka, yaitu Abah Indi (60) kerap mendapat laporan dari para pendaki yang menyaksikan kejadian aneh. Dari pos V, Sanghyang Rangkah sering mendengar suara gamelan yang samar-samar. Tak sedikit pendaki yang kaget dengan suara gamelan tersebut.

Abah juga menceritakan banyak pengorbanan manusia dan hewan yang dilakukan dengan kerja paksa di perkebunan sekitar Apuy pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Tubuh mereka tidak dikubur dan dibiarkan membusuk.

5. Wali Songo Batu Lingga

merupakan pos pendakian Gunung Ciremai. Nama pos ini berdasarkan perjalanan Wali Songo. Pos tersebut merupakan tempat “berkhalwat” Satria Kawirangan dan puncak Pangasinan atau tempat para Wali Songo makan bekal terakhir nasi dan garam. Lokasi Teritahan atau pertapaan raja terkenal dengan aura mistisnya. Tempat ini terletak di Jabar, Prabu Siliwangi. Di tempat pertapaan raja, ikan berukuran besar yang dikenal sebagai Ikan Dewa muncul di kawasan Cigugur.

 

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut