JAKARTA, iNewsPandeglang.id – Sebagaimana kita tahu Indonesia memiliki banyak wisata alam yang tersebar di berbagai daerah, salah satunya wisata pharalayang. Wisata paralayang favorit di Indonesia dapat dijadikan pilihan bagi pecinta olahraga ekstrem. Paralayang adalah jenis olahraga yang memacu adrenalin. Melayang di udara dengan kecepatan tinggi membuat orang yang melakukannya merasa tegang namun bisa ketagihan.
Olahraga ini Perlu keberanian yang kuat dalam melakukannya. Ada banyak manfaat untuk kesehatan mental maupun fisik dari olahraga paralayang ini, seperti melatih keseimbangan, meredakan stres, membakar kalori, hingga meningkatkan kepercayaan diri. Tertarik mencoba? Ini lokasi wisata paralayang favorit di Indonesia.
(Foto: Antara)
1. Matantimali, Palu
Matantimali merupakan lokasi wisata paralayang yang terletak di Desa Wayu, Palu, Sulawesi Tengah. Spot wisata paralayang ini sudah tidak diragukan lagi karena sering digunakan untuk perlombaan paralayang tingkat internasional.
Lokasi wisata paralayang ini berada di ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut. Harga untuk melakukan paralayang di Matantimali cukup terjangkau yaitu sekitar Rp350.000 sampai Rp600.000.
2. Puncak Lawang, Sumatera Barat
Berada di ketinggian 1210 meter diatas permukaan laut, Puncak Lawang menjadi destinasi wisata terbaik untuk menikmati panorama Danau Maninjau dari ketinggian.
Selain melakukan paralayang, pengunjung juga dapat melakukan aktivitas lain seperti menikmati keindahan hutan pinus, arena bermain anak, berkemah hingga menginap di resort yang terdapat di puncak lawang. Itulah deretan wisata paralayang favorit di Indonesia. Selamat mencoba!
3. Bukit Paralayang Watugupit, Yogyakarta
Bukit Paralayang Watugupit merupakan wisata paralayang yang terletak tidak jauh dari pantai parangtritis Yogyakarta. Hanya dengan Rp350.000 hingga Rp400.000 pengunjung sudah dapat menikmati mengudara dengan paralayang menikmati keindahan pantai Parangtritis dan Samudera Hindia dari ketinggian.
Selain menikmati olahraga paralayang, pengunjung juga bisa bersantai di lokasi wisata ini dengan menikmati keindahan langit yang berwarna jingga saat matahari terbenam dari atas bukit paralayang Watugupit.
4. Bukit Timbis, Bali
Bali sangat terkenal dengan keindahan alam dan wisata pantainya yang memukau. Tidak hanya itu, Bali juga memiliki wisata paralayang yang tidak boleh dilewatkan bagi pecinta olahraga paralayang. Wisata paralayang ini terletak di Bukit Timbis, Kutuh, Kuta Selatan, Badung, Bali.
Bukit Timbis berada di ketinggian 110 meter di atas permukaan laut. Ketika mengudara di Bukit Timbis pengunjung akan disuguhkan dengan pesona lautan bali secara luas. Tak hanya itu, pengunjung juga dapat menyaksikan beragam sawah yang berpetak-petak dari ketinggian.
Untuk merasakan sensasi paralayang di bukit Timbis pengunjung hanya perlu merogoh kocek mulai dari Rp750.000 hingga Rp 1,5 juta saja.
5. Bukit Santiong, Subang
Wisata paralayang favorit di indonesia selanjutnya yaitu Bukit Santiong yang berlokasi di wilayah Cicadas, Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Di sini pengunjung dapat melakukan aktivitas paralayang dengan view kebun teh yang terhampar di sepanjang sisi jalan. Untuk menikmati keindahan bukit Santiong pengunjung hanya perlu membayar Rp10.000 sedangkan untuk melakukan kegiatan paralayang dikenakan biaya sekitar Rp400.000.
6. Bukit Gantole, Cililin
Selain menjadi spot paralayang yang memicu adrenalin, pengunjung juga dapat menikmati pemandangan yang memukau di Bukit Gantole. Di sekeliling Bukit Gantole terdapat hutan pinus milik perhutani, saguling yang menyejukan. Jika ingin menguji adrenalin dengan aktivitas paralayang di Bukit gantole pengunjung akan dikenakan biaya sebesar Rp400.00 hingga Rp500.000.
7. Gunung Panten, Majalengka
Gunung panten terletak di Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Lokasi wisata ini menyediakan wisata paralayang yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi.
Hanya dengan merogoh kocek sebesar Rp450.000-Rp600.000 pengunjung sudah bisa menikmati pemandangan hamparan sawah dan keindahan Gunung Ciremai dari ketinggian.
Editor : Iskandar Nasution