Hacker Bjorka Ungkap Nama yang Diduga Sebagai Dalang Pembunuhan Munir

JAKARTA, iNewsPandeglang.id – Hacker Brojka kembali membuat sensasi di media sosial. Usai memberi doxing di ulang tahun Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johnny G. Plate, Bjorka tiba-tiba membeberkan informasi seseorang yang diduga dalang kasus pembunuhan aktivis, Munir.

Dari pantauan MNC Portal Indonesia, informasi itu diungkap Bjorka di laman Telegram-nya. Bjorka menyebut nama Muchdi Purwoprandjono  sebagai sosok pembunuh Munir.

Baca Juga

Gak Kebayang! Jasad Bocah Dibunuh Keji, Wajah Dilakban Dibuang Laut Cihara, Dibawa Jauh Ratusan KM

“Saya akan memberi Anda nama jika Anda bertanya siapa yang berada di balik pembunuhan Munir. Dia adalah Muchdi Purwoprandjono yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya,” tulis Bjorka, dikutip MNC Portal Indonesai, Minggu 11 September 2022.

Sontak saja, aksi Bjorka membongkar nama yang diduga sebagai pembunuh aktivis Munir viral di sosial media. Isu ini pun kini menjadi trending topic nomor satu di Twitter.

Bjorka juga mengungkap bahwa Muchdi yang merencakan pembunuh Munir dengan mengarahkan pilot PT. Garuda Indonesia, Pollycarpus untuk mengeksekusi Munir di atas pesawat saat perjalanan dari Indonesia menuju Belanda.

Baca Juga

7 Fakta Mengerikan di Balik Pembunuhan Sadis Bocah Cilegon yang Mayatnya Dibuang di Pantai Cihara

“Muchdi memanfaatkan jaringan nonorganik BIN, Pollycarpus Budihari Priyanto, pilot PT Garuda Indonesia Airways, untuk membunuh jiwa Munir. Karena saat itu diketahui Munir akan terbang ke Belanda menggunakan Garuda Indonesia,” ungkapnya.

Dalam informasi tersebut, Bjorka juga mengungkap data pribadi Muchdi. Mulai dari alamat, nomor telepon, hingga nomor identitasnya.

Tak sampai di situ, Bjorka juga menagih janji Presiden RI Joko Widodo untuk mengungkap kasus ini sebelum kadaluarsa.

Baca Juga

Kasus Pembunuhan Bocah Cilegon: Mengungkap Jaringan Kejahatan Emak-Emak yang Mengerikan!

“Kasus kematian Munir bahkan terancam kadaluarsa jika tidak ada penuntutan atau status pasien tidak berubah menjadi pelanggaran HAM berat. Apa yang terjadi dengan janji Anda Pak Presiden?,” tulisnya.

Editor : Iskandar Nasution