JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Beberapa kasus skandal match fixing yang pernah menggemparkan sepak bola Indonesia akan diulas dalam artikel ini. Kejadian pengaturan skor atau match fixing merupakan tindakan paling memalukan dalam dunia sepak bola.
Bagaimana tidak, match fixing sendiri bisa membuat malu para pelaku, bahkan mencederai unsur keadilan dalam dunia olahraga. Sebab demikian, sejatinya match fixing ini tak perlu lagi terjadi di dunia sepak bola.
Namun ternyata, Indonesia punya sejarah kelam mengenai match fixing tersebut, sampai mencoreng nama bangsa. Lantas, kasus apa saja match fixing apa saja yang pernah terjadi di dalam negeri?
Berikut Deretan Kasus Skandal Match Fixing Gemparkan Sepak Bola Indonesia, Mulai dari Mafia Wasit hingga yang Melibatkan Timnas Indonesia :
1. Skandal Mafia Wasit Liga Indonesia 1998
Ada skandal mafia wasit Liga Indonesia 1998. Bukan hanya sebuah klub atau pemain yang kerap terjerat kasus match fixing. Wasit pun termasuk salah satu perangkat yang memang rentan bermain mata.
Benar saja, praktek kotor ini menyeret wasit Tanah Air, yang kedapatan ikut andil dalam perbuatan match fixing. Hal tersebut diungkapkan oleh Endah Sobarna Manajer Persikab Kab. Bandung ketika itu.
Melihat hal tersebut Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) bergerak cepak untuk meringkus mafia wasit. Tertangkaplah tersangka utama Wakil Ketua Komisi Wasit PSSI, Jafar Umar. Kasus tersebut melibatkan 40 wasit Liga Indonesia. Namun sayangnya, sampai Jafar Umar tutup usia, pada Mei 2012, ia tak pernah buka suara soal siapa saja yang terlibat di dalamnya.
2. Skandal Liga 2 2018
Selanjutnya, ada skandal yang berkaitan dengan kompetisi domestik Tanah Air, yaitu Liga 2. Skandal ini terjadi pada Liga 2 musim 2018 silam.
Di mana salah satu tim Liga 2 saat itu, PS Mojokerto Utara ketangkap basah melakukan kecurangan dengan mengatur pertandingan. Kasus tersebut terungkap setelah perbincangan tersebut menjadi isu nasional.
Publik pun mulai memberi sorotan lebih terhadap perbincangan PS Mojokerto yang ikut terlibat match fixing. Salah satu pemain PS Mojokerto Utara, Krisna Adi, bahkan sampai dilarang bermain seumur hidup, karena ambil andil di match fixing itu.
3. Skandal Sepakbola Gajah 1989
Jauh sebelum skandal mafia wasit, 10 tahun sebelumnya ada skandal sepak bola gajah yang terjadi pada 1988. Ketika itu Liga Indonesia masih menggunakan format lama, yaitu antar-Divisi. Di mana skandal ini terjadi di Divisi Utama Wilayah Timur, yang melibatkan Persebaya Surabaya vs Persipura Jayapura.
Ketika itu, pertandingan yang digelar pada 21 Februari 1988 di Stadion Gelora 10 November, mempertemukan Persebaya Surabaya vs Persipura Jayapura. Persebaya Surabaya yang punya tim bertabur bintang, dikejutkan usai kalah telak 0-12 dari Persipura Jayapura.
Hal ini mencuri banyak perhatian. Pasalnya, gol yang tercipta pun sangat mudah terjadi dan seakan tanpa perlawanan dari Persebaya Surabaya.
Akan tetapi, ada dua versi berbeda mengenai penjelasan match fixing ini. Versi pertama menyebut bahwa gol-gol tersebut sengaja diciptakan supaya PSIS Semarang tidak dapat maju ke babak selanjutnya.
Di sisi lain, ada juga yang mengatakan bahwa gol Persipura Jayapura ini demi menjaga keutuhan Republik Indonesia. Sebab, dengan begitu Persipura Jayapura dapat lolos ke babak selanjutnya sebagai wakil dari Papua.
4. Skandal Senayan 1962
Kemudian kasus skandal Match Fixing hebat melibatkan Timnas indonesia terjadi pada 1962 yang melibatkan penggawa Timnas Indonesia dalam kasus suap.
Ketika itu, pemain Timnas Indonesia diketahui terjerat praktek judi hingga melakukan pengaturan skor.
KONI yang bernama KOGOR saat itu melakukan investigasi, demi mengusut dugaan praktek kotor ini. Dari hasil investigasi ditemukan 10 pemain Timnas Indonesia yang kedapatan melakukan pengaturan skor.
Mereka terbukti mengadakan pertaruhan ketika pertandingan Timnas Indonesia melawan Malmoe (Swedia), Muangthai, Yugo (Yugoslavia) Selection, dan Republik Ceko. Ke-10 pemain tersebut adalah Pietje Timisela, Iljas Hadade, Omo Suratmo, Rukma Sudjana (kapten), Wowo Sunaryo, Sunarto, John Simon, Rasjid Dahlan, Manan, dan Andjiek Ali Nurdin.
Pada akhirnya, ke-10 pemain itu dilarang beraktivitas seumur hidup dalam sepak bola nasional seumur hidup. Mereka juga dikeluarkan dari pelatnas Timnas Indonesia bentukan Asian Games 1962.
Itulah deretan kasus skandal match fixing menggemparkan sepak bola Indonesia.
Editor : Iskandar Nasution