JAKARTA, iNewsPandeglang.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan, Presiden Joko Widodo tertarik untuk membeli minyak mentah dari Rusia, yang berada di bawah harga pasar internasional. Bahkan Rusia telah menawarkan minyak dengan harga murah kepada Indonesia.
Berikut fakta Indonesia didorong beli minyak murah Rusia demi harga BBM tidak naik yang dirangkum Okezone di Jakarta, Minggu (28/8/2022).
1. Tak Perlu Takut Diembargo oleh AS
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan Indonesia bisa membeli minyak mentah dari Rusia dengan mata uang Rubel. Menurutnya, Indonesia tak perlu takut diembargo oleh Amerika Serikat (AS).
"Kata Rusia tidak perlu takut, bayar pakai rubel saja. Konversi rupiah ke rubel," kata Sandi lewat akun Instagram-nya @sandiuno, Minggu (21/8/2022).
2. Tawarkan Harga Murah
Sandiaga menuturkan Rusia sudah menawarkan Indonesia untuk membeli minyak dari negara mereka dengan harga lebih murah 30% dibandingkan harga pasar internasional. Rusia mengingatkan RI tak perlu takut diembargo oleh AS.
Dia menuturkan beberapa pihak memang ragu mengimpor minyak dari Rusia karena takut diembargo oleh AS.
3. Respons Menteri ESDM
Rusia menawarkan Indonesia harga minyak mentah yang lebih murah dari pasaran. Namun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, belum dapat memastikan rencana pembelian minyak mentah dari Rusia.
4. Remcana Impor Rusia
Pasalnya, sejauh ini belum ada komunikasi terkait rencana impor minyak asal Rusia. Yang pasti, dia meminta agar hal itu bisa ditanyakan lebih lanjut kepada pihak Pertamina.
"Kalau enggak ada ya di kita ya enggak," kata Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM.
5. Konsekuensi Diembargo
Ketika diembargo, maka bank asal RI berpotensi didepak dari sistem Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT).
SWIFT merupakan sistem yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan dunia, sehingga bank dapat mengirim dan menerima pesan transaksi dengan cepat dan aman. Dengan SWIFT, transaksi keuangan saat ini dapat dilakukan antar negara bahkan antar benua.
"Tapi ini memang tantangannya karena Barat (AS) ini kan mau bagaimana pun juga mereka kontrol teknologi, payment. Setiap pengiriman dolar AS harus lewat New York," ujar dia.
Editor : Iskandar Nasution