JAKARTA, iNewsPandeglang.id – Pedagang hewan kurban mengaku meraup keuntungan meski di tengah merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak.
Hal itu, terutama disebabkan jumlah pedagang sapi untuk hewan kurban berkurang akibat wabah PMK, sehingga persaingan antarsesama pedagang hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha pun menurun.
Auli Akbar, seorag pedagang sapi untuk hewan kurban, mengaku kondisi tersebut membuatnya tetap meraih keuntungan, meskipun pembeli juga mengalami penurunan.
"Dikarenakan pembeli menurun, tapi pedagang juga menurun, jadi imbang. Kalau saya Alhamdulillah tetap stabil, malah saya ada untung, walaupun pembelinya secara global turun dibandingkan tahun lalu," kata Auli Akbar kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (3/7/2022).
Dia menjelaskan, penurunan jumlah pedagang ini terjadi karena beberapa hal. Salah satunya karena keputusan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang melarang sapi dikirim ke luar Jawa Timur, termasuk ke Jabodetabek.
Selain itu, daerah penghasil sapi lainnya, seperti Provinsi Bali, juga mengurangi pengiriman sapi ke wilayah Jabodetabek, untuk menghindari penyebaran PMK.
"Pemprov Bali itu biasanya setiap bulan mengeluarkan izin untuk 40.000 ekor (sapi). Saat ini, Pemprov Bali hanya mengeluarkan 20.000 ekor, itu juga belum terealisasi. Ditambah lagi Pemprov Jawa Timur melarang sapinya di kirim ke luar daerah, jadi semakin berkurang pasokannya, makanya pedagang hewan kurban ikut berkurang," ujae Auli.
Editor : Iskandar Nasution