LEBAK, iNewsPandeglang.id,- Akses jembatan gantung di Desa Barunai, Kecamatan Cihara, Lebak, Banten, kondisinya sangat memprihatinkan. Sling Baja pengait jembatan sepanjang lebih dari 50 meter dengan bentangan 1,2 meter itu, sudah lapuk akibat termakan usia. Belum lagi lantai yang terbuat dari besi sudah banyak yang terkelupas.
Dari pantauan di lapangan, jembatan yang di bangun tahun 2011 lalu itu, dilalui oleh banyak warga dari beberapa kampung, karena merupakan akses satu-satunya yang menuju ke Kantor Kecamatan Cihara. Jembatan gantung yang terbuat dari kawat dan plat besi ini sudah banyak yang lepas dan patah akibat termakan usia dan padatnya lalu lintas, terutama pengendara motor dan pejalan kaki.
Suhendi, tokoh pemuda setempat menaruh prihatin atas kondisi jembatan gantung tersebut. Menurutnya, jembatan yang telah berusia 11 tahun itu, merupakan akses satu-satunya jembatan yang di lalui oleh banyak warga dari beberapa kampung untuk sampai ke kantor Kecamatan. Namun melihat kondisi jembatan yang kian hari kian rapuh, membuat dirinya khawatir jembatan akan putus sewaktu-waktu.
“Harapan saya jembatan segera di bangun agar tidak jatuh korban jiwa. Sudah banyak yang jatuh ke sungai, akibat terpeleset saat melintasi jembatan yang terbuat dari lempengan besi yang juga kondisinya sudah banyak yang terkelupas dan licin, Senin (27/06/2022)
Sementara itu, Hasan, Kepala Desa Barunai saat di konfirmasi membenarkan kondisi jembatan gantung saat ini dalam kondisi yang tidak layak dan membahayakan pengguna. Pihak desa sudah mengusulkan baik ke pemerintah daerah maupun pihak-pihak lain untuk dilakukan perbaikan, namun sampai saat ini belum ada realisasi.
“Kondisi jembatan memang dalam kondisi yang sangat rawan untuk di lalui, karena beberapa material jembatanyang sudah lapuk. Kita sudah mengusulkan kepada pihak terkait untuk segera memperbaiki jembatan, namun sampai saat ini belum ada relasisasi kapan akan di bangun jembatan itu,” tutupnya.
Masyarakat berharap pihak terkait segera memperbaiki jembatan, mengingat akses ini sangat dibutuhkan, terutama para petani untuk pergi ke sawah dan beraktifitas lainnya seperti pekerja dan pelajar.
Editor : Iskandar Nasution