CILEGON, iNewsPandeglang.id – Para perajin tahu dan tempe di Kota Cilegon, Banten, kini sedang merana. Pasalnya, harga kedelai impor asal Amerika yang menjadi bahan baku utama terus meroket hingga menyentuh Rp10 ribu per kilogram.
Kenaikan harga ini sangat memberatkan pelaku usaha rumahan, seperti yang dirasakan oleh Suroso, perajin tahu tempe di Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cibeber, Cilegon. Ia mengaku tidak bisa menaikkan harga jual maupun mengurangi ukuran produknya karena takut ditinggal pelanggan.
“Kalau harga terus naik tapi penjualan tetap segitu, kami bisa rugi. Harapannya sih harga normal di Rp8.500 per kilo,” ujarnya, Sabtu (19/4/2025).
Suroso dan perajin lainnya khawatir usaha mereka tidak bisa bertahan lama jika kondisi ini terus berlangsung. Meski keuntungan terus menipis, mereka masih bertahan demi pelanggan. Tapi jika harga tak kunjung turun, bukan tidak mungkin banyak perajin bakal gulung tikar.
Mereka berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga kedelai di pasaran. Apalagi, lonjakan harga ini disinyalir sebagai dampak dari kebijakan perang tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait