PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id – Ramadan di Pandeglang selalu punya cara unik untuk membangunkan sahur. Salah satunya adalah tradisi adu bedug yang masih lestari hingga kini. Setiap dini hari, suara tabuhan bedug berpadu dengan kentongan, drum bekas, dan teko aluminium menggema di berbagai sudut kampung.
Tak hanya membangunkan warga untuk sahur, tradisi ini juga menjadi pengingat waktu imsak. Berdasarkan Jadwal Imsakiyah Pandeglang pada Rabu, 12 Maret 2025, waktu imsak jatuh pada pukul 04.36 WIB, sehingga masyarakat diharapkan sudah bersiap sebelum waktu subuh tiba.
Tradisi adu bedug atau tabuh bedug yang dikenal sebagai ngarak sahur bisa ditemui di hampir semua wilayah di Pandeglang, termasuk di Desa Margasana, Kecamatan Pagelaran.
Sejak pukul 01.00 hingga 02.00 WIB, puluhan pemuda dan santri turun ke jalan, mendorong gerobak berisi berbagai alat tabuh. Sambil berjalan keliling kampung, mereka menabuh bedug pengganti, seperti drum bekas dan kentongan, sambil melantunkan shalawat atau lagu-lagu populer.
Muhamad Makruf, salah satu peserta tradisi ini, mengatakan bahwa mereka bisa menghabiskan waktu sekitar dua jam untuk berkeliling dari kampung ke kampung hingga masjid. “Sekitar dua jam keliling ke tiap-tiap kampung hingga ke masjid,” ungkapnya pada suatu kesempatan.
Meski tidak ada imbalan dari warga yang mereka bangunkan, semangat para peserta tidak pernah surut. Bagi mereka, ngarak sahur bukan hanya soal membangunkan orang, tetapi juga menjaga tradisi dan mempererat silaturahmi antarwarga.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait