Latar belakang pendidikannya mencerminkan kecerdasannya sejak dini. Ia menyelesaikan S1 Teknik Fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1999, lalu melanjutkan S2 dan S3 di The University of Tokyo, Jepang. Pada 2024, ia juga mengikuti kursus kepemimpinan di Universitas Pertahanan dan Kementerian Pertahanan.
Dalam dunia riset, Brian adalah pakar nanoteknologi dengan lebih dari 343 publikasi ilmiah terindeks Scopus, jumlah sitasi lebih dari 6.000, dan H-index 40. Berbagai penghargaan pun telah ia raih, di antaranya:
- Habibie Prize 2024 untuk inovasi teknologi
- Top 1 Researcher Nanoscience & Nanotechnology Indonesia (AD Scientific Index 2023)
- Masuk daftar 2% ilmuwan terbaik dunia versi Stanford University (2022-2024)
- Peneliti Terbaik ITB 2021
- PRIMA Award 2017
Karier Sebelum Jadi Mendikti Saintek
Sebelum menjabat sebagai MendiktiSaintek, Brian Yuliarto telah menempati berbagai posisi strategis, antara lain:
- Dekan Fakultas Teknologi Industri ITB (2020-2025)
- Memimpin Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi ITB (2018-2020), mengembangkan riset inovatif di bidang material canggih dan teknologi nano.
- Peneliti Post Doktoral di Advanced Industrial Science and Technology (AIST), Jepang (2005-2006)
Keputusan Prabowo menunjuk Brian Yuliarto tentu bukan tanpa alasan. Dengan latar belakang akademik dan riset yang kuat, ia diharapkan mampu membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan tinggi, sains, dan teknologi di Indonesia.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait