Selama periode Kawalu, masyarakat Baduy Dalam menjalani serangkaian ritual dan upacara adat yang melibatkan doa-doa, meditasi, serta pembacaan mantra. Semua kegiatan ini bertujuan untuk memurnikan diri, meningkatkan ketaatan terhadap tradisi, dan memohon berkah untuk keberlanjutan hidup masyarakat Baduy. Ritual Kawalu juga merupakan waktu bagi mereka untuk merenung, menghormati leluhur, dan menjaga ketenangan jiwa.
Selama proses ritual berlangsung, kawasan Baduy Dalam akan ditutup untuk umum. Penutupan ini penting agar masyarakat Baduy dapat fokus melaksanakan ritual mereka tanpa gangguan dari luar.
Kepala Desa Kanekes, Oom, menjelaskan bahwa penutupan ini adalah kebiasaan tahunan yang sudah dilakukan sejak lama. "Kami berharap wisatawan memahami dan menghormati kebijakan ini," kata Oom.
Namun, meski Baduy Dalam ditutup, pengunjung masih bisa menikmati keindahan Baduy Luar, yang terletak di daerah Kaduketug hingga Gajeboh. "Baduy Luar tetap terbuka bagi wisatawan yang ingin mengenal budaya kami," tambah Oom.
Ritual Kawalu akan berlangsung selama tiga bulan, dan Baduy Dalam dipastikan akan dibuka kembali pada 3 Mei 2025. Bagi masyarakat Baduy, ritual ini bukan hanya sekedar upacara adat, tetapi juga menjadi kesempatan untuk memperbaiki diri dan memperkuat ikatan sosial serta spiritual mereka.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait