Program angkutan umum ini sendiri menelan anggaran total Rp5,2 miliar, termasuk Rp3,6 miliar untuk pengadaan empat unit bus dan Rp1,6 miliar untuk pembangunan tiga halte. Saat ini, halte belum bisa diperbaiki karena tidak adanya anggaran perawatan.
“Kami belum bisa memperbaiki halte-halte tersebut karena tidak ada anggaran untuk perawatan,” tambah Heri Suheri.
Sementara itu, bus Trans Cilegon Mandiri masih digunakan untuk keperluan lain.
Dinas Perhubungan berencana mengevaluasi program ini untuk menentukan langkah selanjutnya. Namun, kondisi halte yang rusak mengundang kritik dari masyarakat yang merasa kecewa dengan proyek mahal yang tak dimanfaatkan dengan baik.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait