LEBAK, iNewsPandeglang.id – Siswa di Kampung Leuwi Awi, Desa Parakan Beusi, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, harus mempertaruhkan nyawa demi pergi ke sekolah. Mereka kini terpaksa menyeberangi sungai berarus deras setelah jembatan gantung penghubung desa mereka ambruk.
Jembatan sepanjang 120 meter dengan lebar satu meter itu sudah berusia 15 tahun dan akhirnya putus karena lapuk dimakan waktu. Beruntung, kejadian ini tidak memakan korban jiwa. Namun, robohnya jembatan menjadi masalah besar bagi warga dan pelajar di sekitar.
Kini, siswa laki-laki nekat berjalan di atas sisa-sisa jembatan yang kondisinya sangat rapuh, sementara siswi perempuan memilih menuruni sungai untuk menyeberang. Bagi mereka, tidak ada pilihan lain jika ingin tetap bisa ke sekolah.
“Kami jadi repot banget. Kalau lewat sungai, arusnya deras, jadi harus hati-hati banget,” ujar Basri, salah satu pelajar yang harus menempuh perjalanan tersebut.
Tidak hanya pelajar, warga juga kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. Untuk menuju desa terdekat, mereka harus memutar sejauh 20 kilometer. Hal ini jelas memakan waktu, tenaga, dan biaya tambahan.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait