Mereka mengakui bahwa mereka terlambat cukup lama karena kapal yang akan digunakan mengalami kesulitan dalam bersandar akibat tingginya gelombang laut.
"Terlambat masuk ke dalam kapal karena kapal kesulitan bersandar akibat gelombang laut yang tinggi," ujar mereka.
Antrean kendaraan terjadi karena penutupan operasional pelabuhan akibat cuaca ekstrem, seperti angin kencang dan hujan deras. Meskipun pelabuhan telah beroperasi kembali, tumpukan kendaraan masih terjadi karena cuaca buruk mempengaruhi proses bongkar muat kapal.
Data dari BMKG menunjukkan bahwa kecepatan angin mencapai 05 hingga 45 kilometer per jam, dan ketinggian gelombang mencapai 2,5 hingga 4 meter.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait