Viral Caleg Disebut Gagal hingga Putus Aliran Air, Warga di Cilegon Terpaksa Turun Bukit Sejauh 2 KM
CILEGON, iNewsPandeglang.id - Sebuah keputusan kontroversial dari seorang caleg gagal menjadi anggota DPRD menghebohkan di Kota Cilegon, Banten. Caleg tersebut dipermasalahkan karena diduga memutus aliran air yang vital bagi warga, memaksa mereka untuk turun bukit sejauh 2 kilometer demi mendapatkan air bersih.
Dalam kondisi miris ini warga setempat di Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Banten setiap hari harus berusaha mencari air setelah aliran air bersih ke rumah mereka diduga diputus oleh seorang caleg yang gagal ke parlemen. Aktivitas mencari air tersebut memaksa warga untuk menempuh perjalanan yang jauh, terutama saat musim kemarau, di mana mereka harus berjalan hingga 2 kilometer ke bukit.
Keputusan caleg ini viral karena dampaknya yang langsung dirasakan oleh masyarakat, menunjukkan bagaimana politik dapat berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari.
Selain itu, warga yang tinggal di daerah perbukitan mengalami kesulitan dalam melakukan pengeboran untuk mencari sumber air. Mereka harus menggunakan teknologi khusus agar dapat menemukan air. Beberapa warga menduga bahwa banyaknya industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) menjadi penyebab kesulitan warga dalam mendapatkan air.
Menurut Saibah, seorang warga, sebelum diputusnya aliran air oleh caleg tersebut, warga hanya perlu membayar 5 ribu rupiah per kepala keluarga per hari untuk mendapatkan air bersih dari pipa paralon. "Namun, setelah suara caleg tersebut kurang mendukung, aliran air justru diputus," ucapnya, Senin (11/3/2024).
Sementara warga lainnya Jumani, berharap agar pihak PLTU Suralaya mau bertanggung jawab terhadap fasilitas air warga. Saat ini, warga semakin kesulitan mendapatkan air bersih, bahkan saat musim penghujan. Kota Cilegon, yang dikenal sebagai kota industri besar, mengalami kesulitan menyediakan sumber air bersih bagi warga sekitar karena adanya penyedotan air tanah dalam jumlah besar oleh industri tersebut.
"Saat ini, setelah aliran air diputus oleh salah seorang caleg, kami sebagai warga terpaksa mencari sumber air ke berbagai tempat. Kami berharap pihak industri pusat listrik tenaga uap, seperti PLTU Suralaya 1 hingga 10, mau bertanggung jawab terhadap fasilitas air warga. Situasi ini semakin mempersulit kami untuk mendapatkan air bersih, bahkan di saat musim penghujan," ujar Jumani.
Meskipun demikian, reaksi masyarakat terhadap tindakan caleg tersebut beragam. Ada yang mengecam keras keputusannya yang dianggap tidak bertanggung jawab, sementara yang lain masih berharap agar masalah ini dapat diselesaikan dengan baik demi kesejahteraan bersama.
Diketahui, Kota Cilegon dikenal sebagai kota industri berskala besar. Hal ini memungkinkan adanya penyedotan air tanah dalam jumlah besar, yang membuat warga sekitar industri kesulitan mendapatkan sumber air bersih
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait