LEBAK, iNewsPandeglang.id - Antrian jerigen dan ember warga ini menjadi pemandangan yang lazim saat di musim kemarau tiba. Puluhan warga harus meletakkan ember plastik dan jerigen sebagai tanda antrian, lebih dari sebulan lamanya warga Kampung Portal, Desa Lebak Parahiyang, Kecamatan Leuwidamar, Lebak, Banten mengalami kekeringan.
Bantuan air bersih dari pemerintah selalu ditunggu oleh warga, karena didapatkan secara gratis. Biasanya warga harus mencari sumber air bersih dengan menempuh perjalanan hingga empat kilometer. Sulitnya akses jalan, membuat petugas kewalahan untuk memberikan bantuan air bersih.
Puluhan Kepala Keluarga harus rela antre untuk mendapatkan bantuan air bersih dari BPBD Lebak. Lebih dari satu bulan lamanya, warga terpaksa mencari sumber air bersih dengan menempuh jarak hingga mencapai empat kilometer dengan kondisi jalan yang sulit dan terjal.
"Sudah hampir empat bulan lamanya kami kesulitan mencari sumber air bersih. Air sumur warga mulai mengering akibat tidak adanya hujan yang turun," ujar Rita salah seorang warga di lokasi, Jumat (25/8/2023).
Menurutnya, warga terpaksa mencari sumber air bersih meski menempuh perjalanan sejauh empat kilometer demi untuk keperluan minum dan memasak harus membeli air isi ulang seharga Rp5 ribu.
Sementara Kepala Desa Lebak Parahiyang Iwan Sunarya mengatakan, kekeringan mulai melanda di sejumlah wilayah di desanya.
"Bantuan air bersih terus disalurkan agar warga bisa terbantu dari krisis air bersih, namun jarak tempuh dan akses jalan yang kurang memadai, bantuan air bersih terkadang sulit disalurkan," ucapnya.
Warga berharap adanya bantuan sumur bor agar dapat mengambil air dari satu sumber. Saat ini warga merogoh kocek yang dalam untuk mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II mengimbau warga Banten untuk waspada menghadapi musim kemarau yang lebih kering tahun ini. Sebagian wilayah banten diprediksi akan mengalami curah hujan lebih kering dalam tiga dekade terakhir.
El Nino dan anomali suhu muka laut di Samudera Hindia bagian barat dan timur diprediksi akan terjadi pada semester II dapat berdampak berkurangnya curah hujan selama periode kemarau tahun ini.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait