LEBAK, iNewsPandeglan.id - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Banten menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Jumat, (16/6/2023) dengan tema Gotong Royong Membangun Ekosistem Industri Bambu”. Hal ini sebagai upaya pemberdayaan industri bambu dengan berbasis kerakyatan dan ekonomi sirkular terutama di Pandeglang dan Lebak.
Acara yang berlangsung sekitar pukul 09.30 hingga 11.45 WIB di Aula Jayabaya, Rangkasbitung, Banten ini juga digagas Kadin Indonesia Bidang Lingkungn hidup dan kehutanan dan Kadin Bidang Pengembangan Ekonomi Daerah.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Banten menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Jumat, (16/6/2023). Foto Istimewa
Wakil Ketua Umum Kadin Banten Andi Dian Putra, mengatakan dirinya sangat mendorong sinergitas program Kadin Indonesia melalui Kadin Banten untuk membangun ekosistem industri bambu di Provinsi Banten terutama di Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Apalagi pada kenyataanya, kegiatan diskusi ini bertujuan untuk berbagi inspirasi perihal potensi komoditas bambu serta mengajak untuk sinergitss membangun ekosistem industrinya untuk menjalankan pilot project adalah di Provinsi Banten.
"Bambu seperti diketahui memiliki prospek yang cerah ke depannya. Jadi, kegiatan ini juga sebagai upaya pemberdayaan industri bambu dari hulu ke hilir dengan berbasis ekonomi kerakyatan dan ekonomi sirkular," ujar Andi.
Dikatakan Andi, di negara maju penggunakan bambu sudah sangat banyak karena bambu sendiri sangat mudah dibudidayakan dan banyak segala yang bisa digantikan oleh bambu tersebut baik konstruksi.
"Rumah tinggal hingga dapat mengantikan serat yang selama ini menggunakan poliester dan masih banyak lagi. Mudah-mudahan bambu ini bisa menjadi komunitas alternative untuk Banten," katanya.
Sebelumnya Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kadin Indonesia, Bambang Brodjonegoro mengatakan yang paling penting adalah setiap kali pemanfaatan bambu itu, adalah bambu yang memang diusahakan atau dikembangkan oleh masyarakat sendiri," katanya Bambang Jakarta Selatan, Senin, (12/6/2023) lalu.
Dijelaskanya, langkah tersebut bakal dimulai dimulai dari wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mana Yayasan Bambu Lestari sudah memiliki aktivitas yang cukup besar dalam industri pemanfaatan bambu sebagai bahan produksi.
Di tempat tersebut, sudah biasa menyalurkan bambu yang ditanam oleh masyarakat dan yang siap dipanen, untuk dipakai sebagai bahan baku suatu produksi seperti misalnya untuk membuat sepeda.
"Dengan adanya MoU ini, kita berupaya menciptakan ekosistem dari ekonomi bambu di Indonesia yang kita mulai dari NTT," kata Bambang.
Menurut dia, potensi bambu itu sendiri dalam mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan sangat besar. Bambu itu bisa tumbuh di mana saja di Indonesia. Bahkan, Amerika Serikat yang sudah mempunyai tren pasar sendiri berupa produk sepeda dari bambu, padahal mereka justeru tidak mempunyai sumber bahan baku bambu tersebut.
Bambang menegaskan dengan adanya potensi dan peluang ekonomi yang besar dari pemanfaatan bambu yang bisa dibudidayakan secara mandiri oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Karena itu, Kadin pun berupaya untuk memaksimalkan pemberdayaannya demi memajukan ekonomi kerakyatan dan ekonomi sirkular.
Pada intinya kata Bambang pihaknya akan mengoptimalkan bambu tak hanya sebagai bagian dari alat produksi yang memberi manfaat buat masyarakat, namun lebih dari itu.
"Tentu ini menjadi bagian untuk memperkuat upaya kita mencapai sustainability atau keberlanjutan, termasuk mitigasi dari perubahan iklim seperti misalnya bagaimana mengurangi karbon yang dihasilkan," tuturnya.
"Jadi kita ingin memanfaatkan bambu, sebagai upaya untuk menciptakan keseimbangan antara keberlanjutan secara ekonomi, secara sosial dan keberlanjutan secara lingkungan," katanya lagi.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait