LEBAK, iNewsPandeglang.id - Video Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya viral saat menegur sejumlah jurnalis yang sedang mewawancarai pihak Balai Besar Wilayah Sungai Ciujung, Ciliman dan Cidurian (BBWSC3) beberapa hari lalu masih hangat diperbincangkan publik di Kabupaten Lebak khususnya. Hal itu juga tak diduga ada komentar menohok dari warga.
Seperti salah satu warga Lebak yang identitasnya minta dirahasiakan menyebut bahwa terlihat jelas Bupati Lebak menunjukkan sikap sebagai penguasa Lebak yang diduga menghalangi wartawan, bahkan mencoba mendikte jurnalis soal pertanyaan yang harus ditanyakan kepada pihak BBWSC3.
"Saya aneh Bupati Lebak bisa mengatur pertanyaan wartawan, dan menyebut wartawan jangan terlalu banyak berkicau," ujarnya.
Padahal jelas lanjut dia, jurnalis tugasnya memfasilitasi keberlangsungan pembangunan, terus apa masalahnya bagi bupati saat wartawan meminta keterangan, jika ada warga pemilik lahan yang terdampak, bukankah itu kendala yang harus diselesaikan.
Menurutnya, bupati bertahun-tahun diduga tutup mata kepada masyarakat yang kena dampak penggusuran, sengketa hak dan kepemilikan lahan, masyarakat sampai mencari keadilannya sendiri.
Sikap Bupati Lebak seperti bukan pemimpin Lebak kata dia, melainkan tuan tanah atau feodal yang menganggap tanah di Lebak semua adalah miliknya, dan dia bebas mengatur mau dijadikan apa, tanpa pertimbangan soal dampak bagi masyarakat, semakin terlihat kasar saat di akhir video Bupati Lebak sesumbar bahwa "di sini kuasa saya". Hal itu yang seolah-olah melegitimasi dirinya sebagai penguasa Lebak yang terkesan sombong dan angkuh.
Sementara salah satu wartawan di Lebak kepada awak media menyatakan kekecewaan terhadap Bupati Lebak lantaran itu momen yang berharga untuk mengajukan pertanyaan karena di waktu lain belum tentu bisa berjumpa untuk memperoleh informasi yang akurat dan berimbang pada pihak BBWSC3.
"Kalau bukan pada moment itu, jujur aja kapan lagi kita bisa mewawancarai pihak BBWSC3 karena semua tahu, untuk menghubungi satu pejabat berkompeten di sana juga sangat sulit," katanya.
Menurut pendapatnya, ucapan bupati Lebak yang bicara untuk kepentigan rakyat, lalu rakyat yang mana yang dimaksud Bupati Iti. Bukankah teriakan para pemilik lahan yang terdampak proyek Waduk Karian itu pun juga bagian dari aspirasi rakyat Lebak.
"Intinya, kalau memang Bupati Iti berpihak pada kepentingan rakyat, kenapa Pemkab bertahun-tahun hanya diam, bahkan sama sekali tidak hadir, di saat rakyat Lebak itu sendiri, benar-benar membutuhkan peran dan arti seorang pemimpin," tuturnya.
Dihubungi Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak Budi Santoso membantah bahwa Bupati menghalangi kinerja jurnalistik dan diam saja atas persoalan sengketa lahan warga yang terdampak pembangunan Bendungan Karian.
"Pasca audiensi pihak BBWSC3, diwawancara oleh pihak media yang sudah menunggu di luar. Jadi kami tidak ada niat untuk menghalangi jurnalis melaksanakan tugasnya. Tapi hanya ingin menempatkan sesuatu sesuai porsi dan tempatnya," katanya saat dihubungi iNewsPandeglang Jumat, (17/2/2023).
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait