Jakarta, iNewsPandeglang.id - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) berkomitmen akan menerapkan standar ramah lingkungan yang berkelanjutan dalam seluruh operasional baik di pelabuhan, kapal, maupun dari sisi manajemen.
Prinsip hijau tersebut sesuai salah satu misi ASDP untuk menerapkan standar lingkungan, yang berkelanjutan, sekaligus mendukung program pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat serta agenda Paris Agreement, untuk mengurangi emisi karbon sampai 29 % pada 2030.
"Sebagai perusahaan transportasi, tentunya ASDP memiliki keterkaitan erat dengan emisi karbon, sehingga ASDP berkomitmen menerapkan prinsip usaha berwawasan lingkungan di berbagai bidang mulai di pelabuhan, kapal penyeberangan, hingga sisi manajemennya," kata Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin.
Shelvy mencontohkan sebagai upaya mewujudkan prinsip hijau di pelabuhan (green port), melalui anak usaha PT Indonesia Ferry Property (IFPRO), ASDP mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Terminal Eksekutif Sosoro Pelabuhan Merak, Banten, dan Terminal Eksekutif Anjungan Agung Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Pemasangan panel surya tersebut bekerjasama dengan PT Surya Energi Indotama (SEI), anak usaha PT Len Industri (Persero), dan menggunakan jaringan listrik PT PLN (Persero) sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi antar-BUMN. Adapun pemanfaatan PLTS itu berpotensi memberikan penghematan pemakaian listrik di kedua pelabuhan utama tersebut hingga 15 persen.
"Dengan demikian, ASDP selain diuntungkan dari penghematan secara finansial, juga memberikan dampak positif bagi lingkungan berupa pengurangan emisi karena sebagian pemakaian listrik beralih ke energi baru dan terbarukan yakni PLTS," ujar Shelvy.
Selain PLTS, ASDP juga menggunakan anjungan listrik mandiri (ALMA) di pelabuhan sebagai upaya efisiensi penggunaan BBM dan pemanfaatan energi bersih sebagai sumber energi bagi kapal ketika bersandar di pelabuhan.
Sejumlah langkah green port lainnya adalah penanaman pohon, penggunaan AC ramah lingkungan, penggunaan bahan bakar biodiesel dengan campuran minyak nabati sebanyak 30 persen (B30), melakukan tes kadar pencemaran air laut di sekitar pelabuhan secara berkala, penerapan flow meter di sumur artesis, pembangunan teknologi sea water reverse osmosis (SWRO), dan pengelolaan limbah padat atau sampah serta B3 secara terpadu dan terintegrasi.
Selanjutnya, penerapan operasional kapal penyeberangan ferry secara ramah lingkungan dan berkelanjutan atau green shipping dilakukan dengan memastikan seluruh armada kapal menjalani perawatan rutin secara berkala dan tepat waktu agar emisi gas buangnya tidak melebihi ambang batas.
Selain itu, ASDP juga menggunakan bahan bakar kapal ramah lingkungan yakni biodiesel B30 serta melakukan program efisiensi energi melalui penerapan sistem manajemen BBM di seluruh kapal dan aplikasi monitoring konsumsi kapal.
Dari sisi manajemen, tambah Shelvy, ASDP berkomitmen kuat mewujudkan green management sebagai upaya perusahaan menjaga kelestarian lingkungan, yang lebih baik dan menjalankan perusahaan sesuai bisnis yang berkelanjutan. Upaya ASDP mewujudkan green management itu antara lain dengan melakukan tes udara di tempat kerja baik outdoor maupun indoor di Kantor Pusat Jakarta, Cabang Merak, dan Cabang Bakauheni.
Di sisi penggunaan energi yang lebih efisien, ASDP telah melakukan sejumlah langkah antara lain penggunaan energi ramah lingkungan; melakukan pengelolaan terhadap bahan perusak ozon (BPO) atau ozone depleting substances (ODS); dan penerapan lampu LED untuk gedung dan kantor. "Semua itu dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik," pungkas Shelvy.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait