SERANG, iNewsPandeglang.id - Dalam rangka silaturahmi Kamtibmas pencegahan Penanggulangan Paham Radikal dan Terorisme, Polresta Serang Kota menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Aula Osvia Polresta Serang Kota pada Rabu, (16/11/2022).
FGD yang bertema “Terorisme Musuh Kita Bersama” dihadiri Tim Divhumas Polri yang didampingi Bidhumas Polda Banten juga diikuti oleh para tokoh agama di Provinsi Banten.
Dalam kegiatan tersebut, Kapolresta Serang Kota Kombes Pol Nugroho Arianto membuka kegiatan ini didampingi Wakapolresta Serang Kota AKBP Wahyu Imam Santoso dan Pejabat Utama Polresta Serang Kota.
Adapun tim dari Divhumas Polri yaitu Kabagpenum Ropenmas Divhumas Polri Kombes Pol Dr. Nurul Azizah, didampingi Kasubbag Berita Ropenmas Divhumas Polri AKBP Gatot Hendro Hartono dan Pamin Subbag Opinev Bagpenum Ropenmas Divhumas Polri Iptu Dwi Restra Widyaningtyas dan juga kegiatan ini dihadiri oleh Tokoh Agama Banten KH. Embay Mulya Syarif, tokoh masyarakat dan mahasiswa.
Polresta Serkot Gelar FGD Dihadiri Bidhumas Polda Banten dan Divhumas Polri dan Tokoh Agama serta Mahasiswa
Dalam sambutannya Nugroho mengungkapkan rasa terimakasihnya terhadap pelaksaanan kegiatan ini dan kepada peserta yang sudah hadir.
“Kami sangat mengapresiasi terhadap kegiatan sosialisasi ini karena memamg teroris adalah musuh kita bersama. Kepada para tamu undangan saya juga mengucapkan terima kasih karena sudah menyempatkan waktunya hadir disini,” katanya.
Muhammad Sofyan Tsauri selaku narasumber membahas terkait Terorisme dan Ekstrimisme di Indonesia. Menurutnya terorisme di Indonesia menempati urutan 37 di dunia dan urutan ke 4 di Asia Pasifik setelah Filipina, Thailand dan Myanmar dana score global terrorism indeks 2020.
"Fenomena radikalisme ini tidak ada batasan pendidikan bisa terjadi pada ekonomi kelas bawah hingga atas, radikalisme ini juga dilakukan sejak paud hingga perguruan tinggi dan sudah mulai masuk pada oknum TNI, Polri, ASN, BUMN serta perusahaan swasta, semuanya semakin mudah karena adanya internet,” ujarnya.
Sofyan mejelaskan ruang radikalisme ini bisa terjadi karena propaganda di media sosial, doktrinasi dalam kelompok, doktrinasi dalam keluarga juga doktrinasi terbuka semua dapat menyebar dan terpengaruh dengan cepat tanpa batas.
Karena proses penyebaran tentang radikalisme ini sangat cepat menyebar kata dia, perlu adanya strategi yang dilakukan untuk mencegah terjadinya radikalisme di Indonesia khusunya di wilayah Banten. “Pencegahan terjadinya radikalisme sangat memerlukan penguatan nasionalisme dan penguatan nilai budaya," ucapnya.
Lebih lanjut dijelaskan, pancasila juga menjadi benteng untuk menangkal ideologi asing karena doktrin Pancasila sangat diperlukan, generasi muda yang berpancasila akan menjadi penjaga eksistensi NKRI. Peran masyarakat juga penting dalam pencegahan, penguatan kemampuan deteksi dini, dan tentunya penguatan ketahanan keluarga juga sangat dibutuhkan.
Sofyan berpesan kepada seluruh generasi muda untuk menguatkan nilai Nasionalisme dan fokus kepada cita-cita. “Saya berpesan kepada generasi muda untuk kuatkan nilai-nilai nasionalisme, setia kepada pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, jangan mudah terbuai oleh narasi-narasi di media sosial, belajar agama kepada orang yang tepat, keluarga adalah pondasi utama dan fokus pada cita-cita, realistis,” katanya.
Sementara itu, Tokoh Agama Banten KH. Embay Mulya Syarif juga memberikan statement terkait kegiatan ini.
“Sosialisasi ini sangat baik karena memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat agar jangan sampai terpapar paham radikalisme yang kemudian timbulnya cikal bakal Terorisme. Diharapkan program seperti ini bisa terus dilaksanakan guna memeberikan masukan kepada masyarakat terutama generasi muda agar tidak gampang terpengaruh dengan radikalisme,” ujar Embay.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait